LRT Sumsel Telah Berusia 4 Tahun, Benarkah Budaya Transportasi Umum di Palembang Tumbuh?

Hal ini cukup mempengaruhi okupansi penumpang. Pandemi ini membuat jumlah pengguna LRT menurun menjadi rata-rata 400 penumpang perhari.

Tasmalinda
Minggu, 24 Juli 2022 | 20:15 WIB
LRT Sumsel Telah Berusia 4 Tahun, Benarkah Budaya Transportasi Umum di Palembang Tumbuh?
Rangkaian Light Rail Transit (LRT) Palembang menuju stasiun Jakabaring, Palembang, Sumatera Selatan, Minggu (27/5).

SuaraSumsel.id - PT KAI (Persero) sebagai operator LRT Sumsel  telah melayani masyarakat Sumsel selama empat tahun, sejak 23 Juli 2018 beroperasi. Sarana transportasi LRT Sumsel mulai digunakan guna mendukung transportasi atlet pada perhelatan Asian Games ke 18 tahun 2018 lalu. 

LRT Sumsel dinilai menumbuhkan budaya baru bertransportasi yang menjadi kebanggaan masyarakat Sumatera Selatan dengan 13 stasiun yang siap melayani naik turun penumpang dan harga tiket yang terjangkau.

Kabag Humas PT KAI Divre III Palembang, Aida Suryanti mengatakan empat tahun LRT Sumsel beroperasi telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat Sumatera Selatan khususnya kota Palembang.

"Dengan tiket yang terjangkau yakni hanya Rp5 ribu antar stasiun dari Bandara stasiun dan 10 ribu menuju stasiun Bandara Sultan Mahmud Badarudin II," ujarnye dalam keterangan persnya.

Baca Juga:Andai Fenomena Citayam Fashion Week Ditiru Sumsel, Mana Lokasi Paling Pas di Palembang?

Balai Pengelelola Kereta Api Ringan Sumsel (BPKARSS) PT KAI selaku operator  berusaha memberikan pelayanan terbaik bagi pengguna jasa LRT diantaranya mempercepat jarak tempuh, waktu tunggu antar stasiun (headway), integrasi moda, penambahan jumlah perjananan perhari, kemudahan memilih alat pembayaran untuk pembelian tiket, perbaikan sarana dan prasarana hingga feeder Oplet Musi Emas. 

Aida juga menjelaskan dinamika selama 4 tahun operasional LRT Sumsel terjadi kenaikan jumlah penumpang LRT dari tahun 2018 sampai  Triwulan I tahun 2020 mengiringi perjalanan operasional LRT Sumsel. "Dari awal rata-rata perhari 3 ribu penumpang, meningkat menjadi rata-rata 7 ribu penumpang perhari," sambung dia.

Jumlah penumpang mencapai 10 -12 ribu penumpang di waktu  akhir pekan  dengan total  927.432 penumpang di tahun 2018. Jumlah tersebut naik menjadi 2.619.159 penumpang di tahun 2019.

"Hal ini memperlihatkan LRT Sumsel menjadi alternatif pilihan bertransportasi masyarakat dengan harga tiket yang terjangkau dan kualitas pelayanan yang baik," sambung dia.

Saat pandemi Covid-19 terjadi di Indonesia, termasuk Sumatera Selatan, LRT Sumsel secara otomatis mengikuti aturan yang ditetapkan pemerintah dalam mendukung memutus penyebaran covid-19 dengan pembatasan jumlah dan jam operasional.

Baca Juga:Potret Menahun Anak Jalanan di Sumsel: Terdesak Kebutuhan Ekonomi Sampai Jeratan Orang Terdekat

Hal ini cukup mempengaruhi okupansi penumpang. Pandemi ini membuat jumlah pengguna LRT menurun menjadi rata-rata 400 penumpang perhari di awal-awal pandemi dan bertambah menjadi berkisar rata-rata 700 penumpang per hari/

"Sehingga untuk semester pertama 2020 LRT Sumsel mengangkut 766.427 penumpang," ungkap Aida.

Di tahun ke empat operasional LRT Sumsel, situasi pandemi covid-19 sudah semakin membaik, pelonggaran pembatasan dan meningkatnya aktivitas masyarakat membuat okupansi penumpang LRT ikut membaik, budaya masyarakat untuk kembali menggunakan angkutan umum semakin tumbuh.

Situasi ini dilihat dari rata-rata harian jumlah penumpang LRT selama tahun 2022 mencapai 7.551, lebih tinggi dari rata-rata harian penumpang Tahun 2019 yang berada di angka 7.176.

"Sehingga secara total jumlah penumpang yang telah diangkut selama 4 tahun operasional LRT Sumsel sebanyak 7.730.565 pelanggan," sambung dia.

Sebagai operator LRT Sumsel, PTKAI Divre III Palembang bersama Balai Pengelola Kereta Api ringan Sumsel (BPKARSS) akan terus berkolaborasi membangun sinergi untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini