Rayakan Restorasi Gambut Lewat Festival Pengetahuan Gambut

Festival pengetahuan gambut digelar virtual.

Tasmalinda
Selasa, 08 Desember 2020 | 08:36 WIB
Rayakan Restorasi Gambut Lewat Festival Pengetahuan Gambut
ilustrasi petani menanam tanpa membakar sebagai bagian upaya menanam tanpa membakar. [Antara]

SuaraSumsel.id - Festival Pengetahuan Gambut digelar Kemitraan the Partnership for Governance Reform secara virtual selama dua hari.

Festival ini guna merayakan terwujudnya Desa Peduli Gambut yang tersebar di tujuh provinsi di Indonesia; Riau, Sumatera Selatan, Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Papua.

Selama kurun waktu tiga tahun lebih, Kemitraan berkontribusi dalam Program Desa Peduli Gambut (DPG) guna mendukung target restorasi gambut Pemerintah Indonesia di bawah pengelolaan Badan Restorasi Gambut (BRG).

Program ini dilakukan di 159 lokasi desa yang secara langsung menerima intervensi program dengan fasilitasi Kemitraan, dan 150 desa lainnya yang diintervensi pada komponen pemetaan partisipatif dan integrasi kegiatan restorasi gambut dalam perencanaan pembangunan desa.

Baca Juga:Di Situasi Pandemi Ini, Kadin Harus Berkontribusi Bagi Pemulihan Ekonomi

Kegiatan ini sekaligus menjadi momentum diseminasi pembelajaran restorasi gambut di tingkat desa. Diseminasi Pembelajaran Desa Peduli Gambut di tujuh provinsi ini menggandeng puluhan pembicara untuk berbagi pengalaman dan mencoba menggali peran banyak pihak yang perlu disinergikan demi masa depan restorasi gambut.

Festival Pengetahuan Gambut hari pertama dibuka dengan sesi Menggagas Masa Depan Restorasi Gambut Indonesia oleh Hasbi Berliani selaku Direktur Program Sustainable Governance Community, Kemitraan.

Hasbi menyampaikan bahwa Program Desa Peduli Gambut (DPG) lebih dari sekadar program, tapi menjadi gerakan di tengah masyarakat.

Sepanjang program banyak pembelajaran yang didapatkan, terkait restorasi gambut, revegetasi, memperkuat pengetahuan dan kesadaran, serta bagaimana mengintegrasi pelestarian gambut ke dalam perencanaan.

“Awalnya, infrastruktur pembasahan gambut itu tersedia lewat tender. Tapi melalui DPG kami membuktikan, masyarakat mampu memberdayakan diri mereka untuk swa kelola untuk membangun dan memelihara infrastruktur secara mandiri,” jelas Hasbi ungkapkan kemandirian desa kepada Suarasumsel, id (7/12/2020).

Baca Juga:Inilah Sosok Bocah SD di Sumsel, Pembuat Puisi "Sepedah, Ikan dan Batubara"

Terlebih lagi, lahan gambut, yang sering kali dikelola dengan cara membakar, kini telah menjadi sumber penghidupan masyarakat dengan praktik Pengelolaan Lahan Tanpa Bakar (PLTB).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini