SuaraSumsel.id - Pemerintahan Banyuasin saat kepemimpinan Bupati Askolani menginisiatifkan pembangunan patung bapak proklamator Indonesia, Sukarno. Sayangnya meski patung tersebut belum selesai, namun sejumlah kritikan datang.
Mulai dari anggaran yang dinilai terlalu gemuk untuk membuat sebuah patung, sampai dengan bentuk wajah patung sama sekali tidak mirip dengan Presiden pertama RI, Soekarno. Berikut 5 fakta mengenai patung Sukarno yang disebut tidak mirip dengan bentuk aslinya.
1. Seniman menyesalkan bentuk patung yang tak mirip
Seniman perupa di Kota Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel), Martha Astra Winata menyesalkan pembangunaan yang asal jadi tanpa kemiripan sedikitpun dengan wajah sang tokoh.
"Pembangunan patung Sukarno dengan anggaran sekitar Rp500 juta yang kini sedang berlangsung sebaiknya dihentikan, karena dikerjakan oleh orang yang bukan ahlinya," kata Martha ketika diminta tanggapannya tentang pembangunan patung yang tidak sesuai dengan foto atau dokumen aslinya, Jumat (22/9/2023).
2. Disarankan pilih perupa yang handal.
Jika Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuasin tetap ingin melanjutkan pembangunan patung Sukarno, menurut dia, sebaiknya memilih seniman patung yang benar-benar memiliki pengalaman di bidang seni patung.
Selain itu harus melibatkan seniman lokal di Kabupaten Banyuasin dan Sumsel yang memiliki keahlian dan pengalaman membuat patung.
Di Kota Palembang ada beberapa seniman patung yang bagus dengan kemampuannya serta berpengalaman terlibat dalam pembangunan patung di berbagai daerah di Tanah Air.
Baca Juga:Angkut BBM Ilegal, Kapal SPOB Dinar Jaya Ditahan Polda Sumsel
"Kita memiliki seniman patung yang muda dan enerjik, seperti Suparman dan Sigit, serta seniman patung senior mantan guru sekolah menengah seni rupa/SMK Negeri VII Palembang, Syamsul Makrub. Jika mereka dilibatkan dalam proyek pembangunan patung Soekarno di Banyuasin tentunya hasilnya tidak mengecewakan," ujar Martha.
Untuk mencegah kejadian serupa terulang kembali di daerah lainnya, ia menyarankan pemerintah daerah yang ingin membangun patung tokoh tertentu harus melibatkan seniman lokal dan memilih pematung yang teruji kemampuannya serta karyanya diakui khalayak luas.
3. Postur tubuh terlalu gembul
Sementara seniman lainnya Ali Goik menjelaskan membuat patung berbeda dengan membuat monumen yang tidak berbentuk makhluk hidup.
Membuat patung, kata dia, membutuhkan jiwa seni yang mendalam, seperti membuat patung sosok seorang tokoh harus memperhatikan postur serta lekuk tubuh dan wajahnya.
Jika melihat patung Sukarno yang sedang dibangun di Kabupaten Banyuasin, postur tubuhnya gembul dan wajahnya terkesan datar.
- 1
- 2