Jaringan Otak Brigadir J Disebut Ditemukan di Bagian Dada, Kemungkinan Apa yang Terjadi?

Sementara itu, autopsi sendiri bisa terjadi karena kasus pasca kematian jenazah berdasarkan hukum.

Tasmalinda
Minggu, 31 Juli 2022 | 20:32 WIB
Jaringan Otak Brigadir J Disebut Ditemukan di Bagian Dada, Kemungkinan Apa yang Terjadi?
Fakta-fakta Situasi Pembongkaran Makam Brigadir J. jaringan otak brigadir J ditemukan di bagian dada.

SuaraSumsel.id - Jenazah Brigadir J telah menjalani otopsi ulang pada Rabu (27/7/2022). Setelah autopsi, Kuasa hukum mengungkapkan hal yang cukup aneh. Pengacara keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak menyebutkan ditemukan jaringan otak tidak berada di rongga kepala melainkan di bagian dada.

Informasi ini sendiri lantas langsung menjadi perhatian warganet dan trending di twitter. Melansir Suara.com, beberapa warganet membuat cuitan di twitter dan konten tiktok mengapa hal tersebut bisa terjadi.

Salah satu akun yang juga membuat konten pertanyaan mengenai kasus Brigadir J di tiktok yaitu @bang.dimul. Melihat pertanyaan tersebut, Influencer sekaligus Mahasiswa Kedokteran, Ekida Rehan Firmansyah, S. Ked membuat stitch penjelasan nya.

Ekida mengatakan, hal tersebut dapat saja terjadi karena autopsi. Sementara itu, autopsi sendiri bisa terjadi karena kasus pasca kematian jenazah berdasarkan hukum.  Sementara, perlakuan autopsi tersebut juga tidak bisa sembarangan serta memerlukan surat hukum.

Baca Juga:Wong Sumsel Makin Padati Wisata Pantai di Provinsi Lampung

Sejumlah orang mengangkat peti jenazah almarhum Brigadir Polisi Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J saat pembongkaran makam di Sungai Bahar, Muarojambi, Jambi, Rabu (27/7/2022). [ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan]
Sejumlah orang mengangkat peti jenazah almarhum Brigadir Polisi Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J saat pembongkaran makam di Sungai Bahar, Muarojambi, Jambi, Rabu (27/7/2022). [ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan]

Ekida juga mengungkapkan, bagi jenazah yang pernah diautopsi sendiri memang lebih memungkinkan otaknya dikembalikan ke rongga dada. Hal ini dilakukan karena bisa saja nantinya otak akan turun sendiri akibat sumsum tulang belakang yang sempit.

Selain itu, Ekida menjelaskan kalau autopsi sendiri juga bukan penyebab dari kematian orang tersebut melainkan mengetahui apa yang menyebabkannya.

“Autopsi dilakukan dengan memeriksa organ dalam untuk memeriksa organ-organ dalam secara biologis tetapi bukan motif tindakan kematian tersebut, setelah itu organ tubuh dikembalikan ke jenazahnya, jadi tidak disimpan,” jelas Ekida dalam video unggahannya di tiktok, Minggu (31/7/2022).

Menurut Ekida, dari pengembalian tersebut sendiri yang bisa saja menyebabkan otak tidak dikembalikan ke rongga kepala, melainkan dada. Meskipun demikian, menurutnya, otaknya dikembalikan ke rongga kepala.

“Jadi bisa saja otak yang setelah diperiksa dikembalikan ke rongga dada meskipun lebih baik otaknya dikembalikan ke rongga kepalanya,” sambungnya.

Baca Juga:Telah Triwulan III, Kota Dan Kabupaten di Sumsel Diminta Percepat Belanja Modal

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini