Jejak Anak Akidi Tio: Dilaporkan Proyek Fiktif Istana, Diperiksa Donasi Rp 2 T

Anak Akidi Tio, Heryanty diceritakan oleh si Cantik Dahlan Iskan dalam catatan Dahlan Iskan.

Tasmalinda
Rabu, 04 Agustus 2021 | 11:04 WIB
Jejak Anak Akidi Tio: Dilaporkan Proyek Fiktif Istana, Diperiksa Donasi Rp 2 T
Anak Akidi Tio, Heryanty berbaju biru [Antara] Jejak Anak Akidi Tio: Dilaporkan Proyek Fiktif Istana, Diperiksa Donasi Rp 2 T

SuaraSumsel.id - Selain sosok Akidi Tio, kini publik dibuat penaasran dengan sosok anak Akidi Tio, Heryanty. Setelah sempat ditetapkan tersangka, ia pun kini dikabarkan sakit sesak nafas. Penyakit polipnya kambuh.

Jejak anak Akidi Tio yang sebelumnya dilaporkan proyek fiktif Istana, dan kini masih diperiksa atas donasi Rp 2 triliun.

Dalam catatan yang dibuat wartawan senior Dahlan Iskan, diketahui sosok si Cantik-perempuan yang dirahasiakan Dahlan Iskan, namun dinyatakan dekat dengan anak Akidi Tio membuka fakta - fakta baru lainnya.

Dalam catatannya si Cantik-Dahlan Iskan terungkap jika penipuan yang menjerat anak Akidi Tio, Heriyanti bermula dari pengakuan pengadaan bisnis di istana.

Baca Juga:Saldo Anak Akidi Tio Tak Sampai Rp 2 Triliun, Polda Sumsel akan Kroscek ke Sejumlah Pihak

Kepada Dahlan Iskan, si Cantik kemudian mengakui: uang Rp 3 miliar yang dipinjamkan ke Heryanti tersebut guna menjalankan bisnis pengadaan barang dan jasa.

Heryanti punya bisnis ekspedisi, sekaligus bisnis pengadaan barang/jasa.

Penyerahan bantuan COVID 19 Akidi Tio [ist]
Penyerahan bantuan COVID 19 Akidi Tio [ist]

Si Cantik juga mengakui bahwa Heryanti selalu ingkar janji.

Ketika uang itu dia minta, Heryanti mengatakan uang yang dipakai masih terpakai di tempat lain, salah satunya mengurus penarikan uang Akidi Tio dari Singapura.

Awalnya, bisnis ekspedisi dan pengadaan barang Heryanti sangat baik. "Sejak pandemi benar-benar hancur," ujar Si cantik.

Baca Juga:Kapolda Sumsel Kecipratan Heboh Hibah Rp 2 T, Kompolnas: Baiknya Periksa Dulu Asal Usulnya

Demikian juga bisnis pengadaan barangnya yang di Jakarta. Sebagai sahabat dekat,  Si cantik mengakui jika Heryanti pernah punya bisnis pengadaan barang, sampai menembus Istana –sejak dulu.

Maka kalau tahun lalu, ada pengusaha yang melaporkan Heryanti ke Polda Metro Jaya tak lain juga terkait dengan proyek pengadaan barang dan jasa, hingga menembus istana.

Nama pengusaha yang mengadu itu ialah Ju Bang Kioh.

Bang Kioh mengadukan Heryanti karena merasa ditipu Rp 6 miliar, yang disebut mengenai proyek pengadaan barang di Istana.

"Proyek itu ternyata tidak ada, kata pengaduan itu. Uang Rp 6 miliar tersebut, katanya, habis untuk mengurus penarikan dana ayah Heryanti (Akidi Tio) di Singapura," sambung si cantik.

Dahlan juga memperkirakan jika Akidi Tio memiliki jaringan bisnis di Singapura dan Hongkong.

Bagi orang Tionghoa kaya Palembang, punya bisnis di Singapura bukan barang yang baru. Orang Palembang yang sangat terkenal di Palembang dan di Singapura, juga di Jakarta.

Namanya Tong Djou. Saya juga kenal baik dengan Tong Djou –sebelum meninggal Februari lalu.

Perwakilan Keluarga Almarhum Akidi Tio memberikan sumbangan kepada Polda Sumsel. [Dok. Polisi]
Perwakilan Keluarga Almarhum Akidi Tio memberikan sumbangan kepada Polda Sumsel. [Dok. Polisi]

Akidio Tio adalah pengusaha angkatan Tong Djou. Generasi sekarang tidak kenal nama itu.

"Tapi di generasi saya, siapa yang tidak tahu Tong Djou: ia pengusaha minyak yang dibesarkan oleh Dirut Pertamina Ibnu Sutowo," sambung Dahlan.

"Akidi Tio punya beberapa partner di bisnis itu. Tapi Akidi Tio sudah meninggal 12 tahun lalu. Berarti selama, setidaknya, 12 tahun terakhir perusahaan itu berjalan tanpa Akidi Tio. Setidaknya sudah 12 tahun pula tidak ada yang mewakili Akidi dalam setiap RUPS di perusahaan itu. Padahal RUPS adalah lembaga tertinggi di sebuah perusahaan. Bisa memutuskan apa saja," sambung Dahlan.

"Akidi bukan pemegang saham mayoritas di perusahaan itu. Sehingga RUPS selalu sah tanpa kehadiran Akidi. Tentu undangan RUPS untuk Akidi sudah selalu dikirim. Ke alamat Akidi yang didaftarkan ke perusahaan," tulis Dahlan Iskan.

Dahlan juga menduga salah satu pemegang saham di perusahaan itu juga kecewa. Yang kecewa itulah yang memberi tahu anak-anak Akidi: "papamu punya harta di Singapura".

"Anak-anak Akidi lantas mulai mengurus harta itu. Tapi masalahnya tidak sederhana. Lalu enam anak laki-laki ''menyerah''. Ruwet. Tidak mau lagi mengurusnya. Tinggal Heryanti sendiri yang masih bersemangat. Biar pun perlu biaya mahal," sambung Dahlan.

Heryanti, dikatakan perlu menyewa jasa pengacara, yang biayanya dihitung berdasarkan jam. 

"Yang dianggap kriminal. Apakah orang mau menyumbang, lalu tidak jadi menyumbang itu perbuatan pidana?" sambung ia.

Kabid Humas Polda Sumsel menegaskan Heryanti belum tersangka. Lalu jam 23.00 Heryanti dibolehkan meninggalkan kantor polisi

"Mestinya, Selasa kemarin, uang Si Cantik Rp 3 miliar juga cair –sesuai janji terbaru Heryanti lewat telepon sembunyi-sembunyi dari kantor polisi," sambung ia.

Karena sakit polip yang menyebabkan sesak nafas, Heryanti urung diperiksa.

"Juga karena polip, Heryanti tidak bisa sembunyi-sembunyi lagi menelepon Si Cantik untuk menjanjikan uang itu cair kapan lagi," ujar dia.

REKOMENDASI

News

Terkini