Anak Akidi Tio Diceritakan Sulit Tarik Harta Waris di Perusahaan Singapura

Pengakuan si Cantik Dahlan Iskan, jika anak Akidi Tio berbisnis pengadaan barang di istana.

Tasmalinda
Rabu, 04 Agustus 2021 | 09:22 WIB
Anak Akidi Tio Diceritakan Sulit Tarik Harta Waris di Perusahaan Singapura
Anak perempuan Akidi Tio, Heriyanti saat tiba di Mapolda Sumsel [Andika/suara.com] Anak Akidi Tio Diceritakan Sulit Tarik Harta Waris di Perusahaan Singapura

SuaraSumsel.id - Cerita si Cantik-sosok yang dirahasiakan wartawan senior Dahlan Iskan makin berkembang. Setelah polisi kemudian mengungkapkan jika saldo tabungan milik anak Akidi Tio tidak mencukupi Rp 2 triliun seperti halnya donasi yang dijanjikan guna penanganan COVID 19.

Dalam catatan lanjutannya mengenai si Cantik, terungkap jika kasus penipuan yang menjerat anak Akidi Tio, Heriyanti ini bermula dari pengakuan adanya pengadaan bisnis di istana.

Kepada Dahlan Iskan, si Cantik kemudian mengakui: uang Rp 3 miliar yang dipinjamkan ke Heryanti itu ialah untuk menjalankan bisnis.

Heryanti punya bisnis ekspedisi, sekaligus bisnis pengadaan barang/jasa.

Baca Juga:Saldo Anak Akidi Tio Tak Sampai Rp 2 Triliun, Polda Sumsel akan Kroscek ke Sejumlah Pihak

Si Cantik juga mengakui bahwa Heryanti selalu ingkar janji. Ketika uang itu dia minta, Heryanti mengatakan uang masih terpakai di tempat lain, salah satunya guna mengurus penarikan uang Akidi Tio dari Singapura.

Awalnya, bisnis ekspedisi dan pengadaan barang Heryanti sangat baik. "Sejak pandemi benar-benar hancur," ujarnya. Demikian juga bisnis pengadaan barangnya yang di Jakarta.

Sebagai sahabat dekat, Heryanti pernah bercerita jika bisnis pengadaan barangnya sukses. Di Jakarta. Sampai menembus Istana –sejak dulu.

Anak Akidi Tio [Antara]
Anak Akidi Tio [Antara]

Maka kalau tahun lalu ada pengusaha yang mengadukan Heryanti ke Polda Metro Jaya tak lain juga terkait dengan proyek pengadaan yang disebut menembus istana.

Nama pengusaha yang mengadu itu: Ju Bang Kioh.

Baca Juga:Kapolda Sumsel Kecipratan Heboh Hibah Rp 2 T, Kompolnas: Baiknya Periksa Dulu Asal Usulnya

Bang Kioh mengadukan Heryanti karena merasa ditipu Rp 6 miliar. Kaitannya dengan proyek pengadaan barang di Istana.

"Proyek itu ternyata tidak ada, kata pengaduan itu. Uang Rp 6 miliar tersebut, katanya, habis untuk mengurus penarikan dana ayah Heryanti (Akidi Tio) di Singapura," sambung ia.

Dahlan juga memperkirakan jika Akidi Tio memiliki jaringan bisnis di Singapura dan Hongkong.

Bagi orang Tionghoa kaya Palembang, punya bisnis di Singapura bukan barang baru. Ada orang Palembang yang sangat terkenal di Palembang dan di Singapura.

Juga di Jakarta. Namanya Tong Djou. Saya juga kenal baik dengan Tong Djou –sebelum meninggal Februari lalu.

Akidio Tio adalah pengusaha angkatan Tong Djou. Generasi sekarang tidak kenal nama itu.

"Tapi di generasi saya, siapa yang tidak tahu Tong Djou: ia pengusaha minyak yang dibesarkan oleh Dirut Pertamina Ibnu Sutowo," sambung Dahlan.

Penyerahan bantuan COVID 19 Akidi Tio [ist]
Penyerahan bantuan COVID 19 Akidi Tio [ist]

"Akidi Tio punya beberapa partner di bisnis itu. Tapi Aki kan sudah meninggal 12 tahun lalu. Berarti selama, setidaknya, 12 tahun terakhir perusahaan itu berjalan tanpa Aki. Setidaknya sudah 12 tahun pula tidak ada yang mewakili Aki dalam setiap RUPS di perusahaan itu. Padahal RUPS adalah lembaga tertinggi di sebuah perusahaan. Bisa memutuskan apa saja," sambung Dahlan.

"Akidi bukan pemegang saham mayoritas di perusahaan itu. Sehingga RUPS selalu sah tanpa kehadiran Aki. Tentu undangan RUPS untuk Aki sudah selalu dikirim. Ke alamat Aki yang didaftarkan ke perusahaan," tulis Dahlan Iskan.

Dahlan juga menduga salah satu pemegang saham di perusahaan itu juga kecewa. Yang kecewa itulah yang memberi tahu anak-anak Aki: "papamu punya harta di Singapura".

"Anak-anak Aki lantas mulai mengurus harta itu. Tapi masalahnya tidak sederhana. Lalu enam anak laki-laki ''menyerah''. Ruwet. Tidak mau lagi mengurusnya.Tinggal Heryanti sendiri yang masih bersemangat. Biar pun perlu biaya mahal," sambung Dahlan.

Heryanti, dikatakan perlu menyewa pengacara. Yang biayanya dihitung berdasarkan jam. 

Kini nasib Heryanti berakhir di kantor polisi, Senin siang lalu, ia dinyatakan sebagai tersangka.

"Yang dianggap kriminal. Apakah orang mau menyumbang, lalu tidak jadi menyumbang itu perbuatan pidana? sambung ia.

Kabid Humas Polda Sumsel menegaskan Heryanti belum tersangka. Lalu jam 23.00 Heryanti dibolehkan meninggalkan kantor polisi

"Mestinya, Selasa kemarin, uang Si Cantik Rp 3 miliar juga cair –sesuai janji terbaru Heryanti lewat telepon sembunyi-sembunyi dari kantor polisi," sambung ia

.Karena polip, Heryanti urung diperiksa. Juga karena polip, Heryanti tidak bisa sembunyi-sembunyi lagi menelepon Si Cantik untuk menjanjikan uang itu cair kapan lagi.

REKOMENDASI

News

Terkini