Jejak Anak Akidi Tio: Dilaporkan Proyek Fiktif Istana, Diperiksa Donasi Rp 2 T

Anak Akidi Tio, Heryanty diceritakan oleh si Cantik Dahlan Iskan dalam catatan Dahlan Iskan.

Tasmalinda
Rabu, 04 Agustus 2021 | 11:04 WIB
Jejak Anak Akidi Tio: Dilaporkan Proyek Fiktif Istana, Diperiksa Donasi Rp 2 T
Anak Akidi Tio, Heryanty berbaju biru [Antara] Jejak Anak Akidi Tio: Dilaporkan Proyek Fiktif Istana, Diperiksa Donasi Rp 2 T

Maka kalau tahun lalu, ada pengusaha yang melaporkan Heryanti ke Polda Metro Jaya tak lain juga terkait dengan proyek pengadaan barang dan jasa, hingga menembus istana.

Nama pengusaha yang mengadu itu ialah Ju Bang Kioh.

Bang Kioh mengadukan Heryanti karena merasa ditipu Rp 6 miliar, yang disebut mengenai proyek pengadaan barang di Istana.

"Proyek itu ternyata tidak ada, kata pengaduan itu. Uang Rp 6 miliar tersebut, katanya, habis untuk mengurus penarikan dana ayah Heryanti (Akidi Tio) di Singapura," sambung si cantik.

Baca Juga:Saldo Anak Akidi Tio Tak Sampai Rp 2 Triliun, Polda Sumsel akan Kroscek ke Sejumlah Pihak

Dahlan juga memperkirakan jika Akidi Tio memiliki jaringan bisnis di Singapura dan Hongkong.

Bagi orang Tionghoa kaya Palembang, punya bisnis di Singapura bukan barang yang baru. Orang Palembang yang sangat terkenal di Palembang dan di Singapura, juga di Jakarta.

Namanya Tong Djou. Saya juga kenal baik dengan Tong Djou –sebelum meninggal Februari lalu.

Perwakilan Keluarga Almarhum Akidi Tio memberikan sumbangan kepada Polda Sumsel. [Dok. Polisi]
Perwakilan Keluarga Almarhum Akidi Tio memberikan sumbangan kepada Polda Sumsel. [Dok. Polisi]

Akidio Tio adalah pengusaha angkatan Tong Djou. Generasi sekarang tidak kenal nama itu.

"Tapi di generasi saya, siapa yang tidak tahu Tong Djou: ia pengusaha minyak yang dibesarkan oleh Dirut Pertamina Ibnu Sutowo," sambung Dahlan.

Baca Juga:Kapolda Sumsel Kecipratan Heboh Hibah Rp 2 T, Kompolnas: Baiknya Periksa Dulu Asal Usulnya

"Akidi Tio punya beberapa partner di bisnis itu. Tapi Akidi Tio sudah meninggal 12 tahun lalu. Berarti selama, setidaknya, 12 tahun terakhir perusahaan itu berjalan tanpa Akidi Tio. Setidaknya sudah 12 tahun pula tidak ada yang mewakili Akidi dalam setiap RUPS di perusahaan itu. Padahal RUPS adalah lembaga tertinggi di sebuah perusahaan. Bisa memutuskan apa saja," sambung Dahlan.

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak