SuaraSumsel.id - Kota Palembang terkenal dengan aneka makanan khas yang nikmat, khususnya makanan olahan ikan. Seperti mpek-mpek, tekwan, kemplang, kerupuk dan lainnya.
Kerupuk bukan lagi makanan asing di telinga masyarakat Indonesia, apalagi Palembang. Kerupuk dan kemplang sudah dianggap makanan pelengkap yang penting saat menyantap makanan berat.
Dari banyaknya jenis kerupuk, kerupuk yang sering ditemui di meja makan ialah kerupuk keriting, atau ada juga yang menyebutnya kerupuk kembang karena bentuknya yang menyerupai kelopak bunga.
Salah satu tempat produksi kerupuk keriting khas Palembang berada di Desa Air itam, Kabupaten Sirah Pulau Padang, OKI, Sumatera Selatan. Pabrik kerupuk ini sudah memperkerjakan 23 karyawan yang sudah punyai bagian masing-masing untuk mengolah kerupuk.
Baca Juga:Tetap Gelar Salat Id, Masjid Agung Palembang Batasi Hanya 2.000 Jemaah
Annisa, sebagai pemilik usaha kerupuk memberi nama kerupuk produksinya “Bunda”. Dirinya menyebutkan semua proses pembuatan kerupuknya masih berjalan secara manual atau mengunnakan tenaga manusia mulai dari menghaluskan daging ikan hingga mengemas kerupuk. Annisa menyebutkan untuk membuat kerupuk keriting, dirinya memilih ikan laut ketimbang ikan air tawar.
“Biasanya kita pakai ikan laut seperti ikan sarden, kalau air tawar nanti hasil kerupuknya agak hitam,” ungkapnya, Selasa (20/4/2021).
Untuk satu kali produksi kerupuk bunda biasanya menghabiskan 8 kg ikan yang kemudian bisa menghasilkan tiga kwintal kerupuk siap makan. Selain ikan laut, bahan yang digunakan hampir sama seperti pembuatan mpek-mpek yang juga memakai tepung tapioka dan penyedap namun dengan tambahan tepung beras.
“Tahap pertama, kalau sudah dbersihkan ikan direbus dulu hingga tulangnya lepas baru kemudian diisar (dihaluskan),” kata Annisa menyampaikan proses pembuatan kerupuk keriting.
Usai dari situ barulah ikan dengan bahan-bahannya dicampurkan dan langsung dicetak menjadi keriting-keriting secara manual dengan bantuan lempengan kecil yang terdapat lubang-lubang kecil.
Baca Juga:Jadwal Buka Puasa Palembang, Selasa 11 Mei 2021
“Melalui lubang-lubang inilah nanti adonan yang keluar bisa menjadi keriting-keriting, dikerjakan manual juga," tuturnya.
Kerupuk keriting yang mentah dibuat seukuran diameter 5 centimeter, kerupuk dikukus untuk kemudian dijemur. Lama penjemuran pun disesuikan dengan cuaca, jika panas matahari bagus, cukup dua hari kerupuk bisa lanjut ke proses berikutnya.
Demi mendapat kualitas kerupuk yang baik dan mengembang dengan sempurna saat digoreng, sebelum ke minyak panas kerupuk-kerupuk di salai terlebih dahulu di atas tungku panas.
“Kerupuk dimasukan ke minyak yang tidak terlalu hangat beberapa saat untuk mencegah masih ada bagian keras pada kerupuk, baru digoreng dalam tungku minyak panas,” jelas anis sambil menunjukkan proses pembuatannya.
Tahap terakhir ialah pengemasan, kerupuk bunda milik Anissa dikemas dalam plastik putih dengan isi untuk eceran sebanyak 25 kerupuk yang kemudian dijual dengan harga tidak lebih dari Rp10.000. Pemasarannya saat ini lebih banyak ke Palembang di beberapa tempat agen kerupuk atau toko-toko di berbagai kawasan di Palembang.
Kontributor: Fitria