SuaraSumsel.id - Sungai Musi, nadi kehidupan Kota Palembang, kembali menjadi panggung utama bagi salah satu tradisi paling meriah di Sumatera Selatan yakni Festival Perahu Bidar Tradisional 2025.
Bukan hanya lomba mendayung yang memacu adrenalin, festival ini telah menjadi simbol persatuan, identitas budaya, dan rasa bangga warga Palembang.
Tahun ini, festival tampil dengan kemasan baru yang segar dan penuh filosofi.
Logo resmi Festival Perahu Bidar 2025 memadukan unsur-unsur khas Palembang yang sarat makna.
Baca Juga:Okupansi Anjlok! Hotel dan Restoran di Palembang Desak Pemangkasan Pajak hingga 50 Persen
Kepala perahu berbentuk ikan Belido, ikan endemik Sungai Musi yang mewakili kekayaan hayati sekaligus simbol kejayaan perairan kota ini.
Belido, yang pernah menjadi ikon kuliner pempek, kini juga menjadi lambang pelestarian ekosistem sungai.
Di bagian atas, terdapat tanjak Palembang dengan kinasang ket, melambangkan kebanggaan dan martabat daerah.
Di bawah perahu, elemen air dan ikan menggambarkan dinamika kehidupan di Sungai Musi, air yang mengalir menjadi saksi sejarah, dari perdagangan rempah di masa Sriwijaya hingga geliat modern Palembang hari ini.
Warna-warna cerah seperti kuning, merah, dan biru dipilih untuk menonjolkan keceriaan dan energi, sedangkan emas dan merah bata merepresentasikan keanggunan tradisi Palembang yang megah.
Baca Juga:Rumah Aspirasi Rakyat Palembang Layani Ratusan Warga Per Hari? Begini Prosesnya
Semua elemen ini menyatu menjadi pesan: Festival Perahu Bidar adalah perayaan bersama yang lahir dari sungai dan untuk sungai.
Tidak hanya itu, tahun ini festival juga memperkenalkan maskot baru bernama “Si Biduk”.
Berbentuk perahu bidar dari anyaman bambu yang dilengkapi tanjak dan busana tradisional,
Si Biduk hadir dengan ekspresi ceria dan gerakan lincah. Kehadiran maskot ini diharapkan mampu menarik minat generasi muda dan memperkuat ikatan emosional warga dengan tradisi mereka.
Kepala Dinas Pariwisata Palembang, Sulaiman Amin menjelaskan, hal lain yang membuatnya semakin unik, logo festival juga menampilkan dua tokoh RDPS berupa karikatur wajah tokoh daerah yang tersenyum ramah, simbol bahwa pemimpin dan rakyat dapat bersatu menjaga budaya.
“Festival ini bukan sekadar ajang olahraga air, tapi juga ruang untuk menumbuhkan rasa memiliki terhadap Sungai Musi,” ujarnya.