5 Pasal Wajib yang Harus Ditaati Pemula saat Baru Mulai Ngegym

Bagi seorang pemula, gym adalah arena politik yang kompleks. Ada politik ego yang berbisik

Wakos Reza Gautama
Rabu, 23 Juli 2025 | 17:43 WIB
5 Pasal Wajib yang Harus Ditaati Pemula saat Baru Mulai Ngegym
Ilustrasi pria gym. Ada lima pasal wajib yang harus ditaati bagi pemula yang baru mulai nge-gym. [Pexels/Victor Freitas]

SuaraSumsel.id - Euforia mendaftarkan diri di pusat kebugaran adalah sebuah fenomena urban yang tak terelakkan. Didorong oleh resolusi, ambisi, atau sekadar tekanan sosial untuk hidup lebih sehat, ribuan individu di kota-kota besar Indonesia setiap hari memasuki sebuah "yurisdiksi" baru: lantai gym.

Namun, seperti memasuki sebuah negara baru, ada hukum tak tertulis yang wajib dipatuhi. Melanggarnya tidak akan membawa Anda ke pengadilan, tetapi bisa menghasilkan "gugatan" yang lebih menyakitkan: cedera.

Bagi seorang pemula, gym adalah arena politik yang kompleks. Ada politik ego yang berbisik untuk mengangkat beban lebih berat dari sebelah, ada negosiasi alot antara keinginan dan kapasitas fisik, serta ada diplomasi konstan dengan setiap sendi dan otot.

Mengabaikan protokol ini adalah sebuah kecerobohan strategis yang berujung pada kekalahan—bukan dalam kompetisi, melainkan dalam pertarungan melawan diri sendiri.

Baca Juga:5 Fakta Pengusaha Sawit Sumsel Mularis Djahri Dibebaskan: Polisi Belum Rampungkan Berkas

Berdasarkan konsensus para ahli fisioterapi dan pelatih kebugaran bersertifikat, berikut adalah lima "pasal" fundamental dalam konstitusi tak tertulis bagi siapa pun yang baru memulai perjalanannya di gym.

Anggap ini sebagai panduan hukum Anda untuk berinvestasi pada tubuh tanpa risiko kebangkrutan fisik.

Pasal 1: Prosedur Wajib Pemanasan Dinamis

Menganggap pemanasan sebagai formalitas adalah kesalahan prosedural pertama dan paling fatal. Memasuki sesi latihan dengan otot dan sendi yang "dingin" ibarat mengajukan mosi penting di parlemen tanpa riset dan lobi terlebih dahulu: pasti akan ditolak, bahkan bisa menimbulkan kekacauan.

Pemanasan adalah fase persiapan wajib untuk memberi sinyal kepada tubuh bahwa sebuah kerja berat akan segera dimulai.

Baca Juga:Pengusaha Sawit Mularis Djahri Dibebaskan, Anaknya Masih Ditahan Polda Sumsel

Fokus pada pemanasan dinamis, bukan statis. Lakukan gerakan seperti memutar lengan (arm circles), memutar pinggang (torso twists), dan mengayunkan kaki (leg swings) selama 5-10 menit.

Tujuannya adalah menaikkan suhu inti tubuh, melancarkan aliran darah ke otot, dan melumasi sendi.

"Mengabaikan pemanasan sama saja dengan sengaja merobek surat kontrak yang telah Anda setujui dengan tubuh Anda sendiri; konsekuensinya ditanggung sendiri."

Pasal 2: Supremasi Teknik di Atas Ego Beban

Di lantai gym, ego adalah mata uang yang tidak laku dan berbahaya. Godaan untuk meniru beban yang diangkat oleh orang yang lebih berpengalaman adalah jalan pintas menuju cedera.

Supremasi teknik harus menjadi ideologi utama Anda. Sebuah gerakan yang dieksekusi dengan teknik sempurna menggunakan beban 5 kg jauh lebih superior dan bermanfaat daripada gerakan asal-asalan dengan beban 20 kg.

Gunakan cermin bukan untuk narsisme, tetapi sebagai dewan pengawas Anda. Rekam video gerakan Anda untuk dianalisis.

Jika perlu, telan ego Anda dan mintalah bantuan atau koreksi dari personal trainer.

"Memulai dengan beban ringan atau bahkan tanpa beban adalah fondasi hukum paling kokoh untuk membangun kekuatan jangka panjang. Fondasi yang retak karena ego akan meruntuhkan seluruh bangunan."

Pasal 3: Amandemen Beban Secara Bertahap (Progressive Overload)

Tubuh manusia adalah entitas yang adaptif. Untuk membuatnya lebih kuat, Anda harus memberinya stimulus yang sedikit lebih berat dari yang biasa ia terima.

Inilah prinsip dasar progressive overload. Namun, kata kuncinya adalah "bertahap". Melakukan "amandemen" atau perubahan beban secara drastis adalah kudeta terhadap kapasitas alami tubuh Anda.

Aturan praktis yang aman: jika Anda bisa menyelesaikan 3 set dengan 12 repetisi sebuah gerakan dengan teknik yang sempurna dan terasa ringan, maka pada sesi berikutnya Anda berhak mengajukan "amandemen" untuk menaikkan beban sedikit.

Kenaikan kecil yang konsisten adalah strategi politik terbaik untuk memenangkan dukungan jangka panjang dari otot dan sendi Anda.

Pasal 4: Hak Veto Tubuh untuk Beristirahat

Banyak pemula terjebak dalam keyakinan keliru bahwa "lebih banyak lebih baik". Mereka berlatih setiap hari dengan intensitas tinggi, mengabaikan sinyal kelelahan.

Ini adalah pelanggaran berat terhadap hak fundamental tubuh untuk pulih. Otot tidak tumbuh saat Anda berlatih; ia tumbuh saat Anda beristirahat.

Berikan tubuh Anda hak veto. Jadwalkan 1-2 hari istirahat total dalam seminggu. Pastikan Anda mendapatkan tidur berkualitas minimal 7-8 jam setiap malam, karena saat itulah proses perbaikan dan pembangunan otot paling aktif terjadi.

Mengabaikan hak istirahat akan memicu kondisi overtraining, di mana performa Anda justru menurun dan risiko cedera meroket.

Pasal 5: Mendengarkan 'Aspirasi' Tubuh dan Kenali Perbedaan Sakit

Tubuh Anda terus-menerus menyampaikan "aspirasi" atau pesannya. Tugas Anda adalah menjadi pendengar yang baik dan mampu membedakan antara dua jenis sakit: sakit yang baik (muscle soreness) dan sakit yang buruk (sinyal cedera).

Sakit yang baik atau Delayed Onset Muscle Soreness (DOMS) adalah rasa pegal dan nyeri tumpul pada otot yang Anda latih, biasanya muncul 24-48 jam setelah latihan.

Ini adalah tanda otot Anda sedang beradaptasi. Sebaliknya, sakit yang buruk adalah rasa sakit yang tajam, menusuk, terjadi tiba-tiba saat melakukan gerakan, atau berlokasi di area sendi (lutut, bahu, siku, pinggang). Jika Anda merasakan sakit jenis ini, itu adalah perintah eksekutif dari tubuh Anda untuk berhenti saat itu juga.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini