Pengusaha Sawit di Sumsel Sesalkan Penyitaan Aset Rp21 Miliar oleh Polda Sumsel, Surati Propam Polri

Atas kasus dugaan tersebut Mularis Djahri dan putranya Hendra Saputra ditetapkan oleh penyidik Ditreskrimsus sebagai tersangka dan tengah menjalani penahanan selama 60 hari.

Tasmalinda
Rabu, 17 Agustus 2022 | 11:07 WIB
Pengusaha Sawit di Sumsel Sesalkan Penyitaan Aset Rp21 Miliar oleh Polda Sumsel, Surati Propam Polri
Mularis Djahri (kiri), pengusaha sawit Sumsel yang sesalkan penyitaan aset oleh Polda Sumsel [ANTARA]

SuaraSumsel.id - Tim kuasa hukum komisaris perusahaan perkebunan kelapa sawit PT Campang Tiga Mularis Djahri menyesalkan penyitaan aset berupa uang senilai Rp21 miliar oleh penyidik Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Kepolisian Daerah Sumatera Selatan (Polda Sumsel).

Ketua tim kuasa hukum komisaris PT Campang Tiga, Alex Noven, di Palembang, Selasa, mengatakan uang senilai Rp21 miliar tersebut tersimpan dalam rekening perusahaan perkebunan kelapa sawit yang berada di wilayah Desa Campang Tiga Ilir, Kecamatan Cempaka, Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur ini.

“Kami menyayangkan itu karena akibat penyitaan aset itu klien kami komisaris PT Campang Tiga Mularis Djahri tidak bisa memberikan gaji kepada seribu orang karyawannya,” katanya.

Sebab perusahaan tidak bisa membayar gaji, lanjutnya, nasib para karyawan tersebut saat ini terancam diberhentikan atau pemutusan hubungan kerja (PHK) sedangkan mereka merupakan tulang punggung keluarga masing-masing.

Baca Juga:Bendera Merah Putih Raksasa Berkibar di BKB Palembang, Dijahit 1.529 Pelajar Selama 5 Hari 5 Malam

Uang dalam rekening perusahaan tersebut disita polisi terkait dengan kasus pendudukan lahan perkebunan secara tidak sah dan tindak pidana pencucian uang sebagaimana dimaksud Pasal 107 huruf (a) Juncto Pasal 55 juncto Pasal 65 UU nomor 39 tahun 2014 yang disangkakan kepada Mularis Djahri selaku komisaris PT. Campang Tiga.

Atas kasus dugaan tersebut Mularis Djahri dan putranya Hendra Saputra ditetapkan oleh penyidik Ditreskrimsus sebagai tersangka dan tengah menjalani penahanan selama 60 hari ke depan masing-masing terhitung sejak 21 Juni 2022 dan 8 Agustus 2022.

Penyitaan uang dalam rekening perusahaan tersebut bertentangan dengan asas keadilan terhadap kliennya.

Pihaknya menyakini mulai dari pemeriksaan hingga penahanan Mularis dan Hendra sebagai tersangka diduga terjadi penyimpangan dan dilakukan secara sepihak oleh penyidik Ditreskrimsus Polda Sumsel.

“Mengapa kami sebut penyimpangan karena kami punya beberapa bukti sempurna untuk membantah semuanya termasuk pengenaan pasal-pasal yang disangkakan penyidik itu kepada klien kami dan anaknya,” kata dia.

Baca Juga:Peringati HUT RI Hari Ini, Sumsel Berpotensi Hujan di Sore Hingga Malam Hari

Alex Noven menjabarkan, keyakinan tersebut karena kasus yang menjerat kliennya itu dilaporkan oleh oknum polisi bukan dilaporkan oleh pihak PT Laju Perdana Indah (LPI) dengan bentuk laporan model A nomor LP/A216/XII/2021/SPKT.Ditreskirmsus Polda Sumsel 15 Desember 2021.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini