-
Bayi lima hari dijual oleh orang tuanya di Palembang seharga Rp15 juta karena alasan ekonomi.
-
Polisi menduga ada jaringan perdagangan bayi lintas daerah yang memanfaatkan kemiskinan.
-
Kasus ini menggugah kepedulian terhadap lemahnya perlindungan sosial dan kesejahteraan ibu muda miskin.
SuaraSumsel.id - Publik Sumatera Selatan dibuat terhenyak. Seorang bayi berusia lima hari dijual oleh orang tuanya sendiri di Palembang. Kasus ini bukan hanya mencoreng rasa kemanusiaan, tetapi juga menyingkap wajah getir kemiskinan yang masih menghantui banyak keluarga muda di daerah.
Berikut fakta-fakta mendalam yang berhasil dihimpun dari berbagai sumber dan penyelidikan pihak kepolisian, membuka sisi gelap di balik peristiwa memilukan ini.
1. Bayi Baru Lima Hari Dijual dengan Harga Rp15 Juta
Kasus ini terungkap setelah aparat kepolisian menerima laporan adanya transaksi jual beli bayi di kawasan Kalidoni, Palembang.
Baca Juga:Kronologi Bayi 5 Hari Dijual Orang Tuanya di Palembang, Terungkap dari Laporan Warga
Bayi malang tersebut baru lima hari lahir ke dunia saat dijual oleh orang tuanya sendiri kepada seorang perantara.
Harga yang disepakati untuk transaksi itu disebut sekitar Rp15 juta, uang yang konon akan digunakan untuk melunasi utang dan kebutuhan sehari-hari.
“Kami amankan empat pelaku, dua di antaranya adalah orang tua kandung bayi,” ujar Kombes Pol Johanes Bangun, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Sumsel, saat konferensi pers di Mapolda, Rabu (22/10/2025).
2. Orang Tua Kandung Jadi Tersangka, Ada Perantara dari Luar Kota
Polisi mengamankan empat orang tersangka, dua di antaranya adalah orang tua kandung bayi.
Yang mengejutkan, ada dugaan perantara berasal dari luar daerah, termasuk dari Semarang, yang mengatur proses jual beli ini.
Baca Juga:Bayi Lima Hari Dijual di Palembang: Ketika Kemiskinan Mengalahkan Kasih Ibu
Jejak percakapan digital memperlihatkan adanya tawaran bayi “usia di bawah seminggu” lewat aplikasi pesan instan, indikasi bahwa ini bukan kasus tunggal, melainkan bagian dari jaringan perdagangan bayi lintas daerah.
3. Kemiskinan Jadi Alasan Utama, Tapi Bukan Satu-satunya
Fakta di lapangan menunjukkan kedua orang tua bayi hidup dalam kondisi ekonomi serba sulit. Sang ibu hanya bekerja serabutan, sementara ayahnya menganggur setelah terkena PHK.
Namun, penyidik menemukan ada faktor lain yang ikut memperparah: minimnya dukungan sosial dan tekanan psikologis pasca persalinan.
4. Dugaan Ada Jaringan Perdagangan Manusia yang Sudah Terorganisir
Kasus ini membuka indikasi adanya jaringan penjualan bayi di Sumatera Selatan yang sudah berjalan lama.
Data dari pihak kepolisian menunjukkan, dalam lima tahun terakhir, sedikitnya tujuh kasus serupa ditemukan, sebagian besar melibatkan ibu muda yang belum berpenghasilan tetap.