Di Balik Beton dan Skandal
Pasar Cinde bukan hanya pusat ekonomi rakyat, tapi juga bagian dari identitas Palembang.
Dibangun pada era kolonial Belanda, pasar ini memiliki nilai sejarah yang tinggi. Namun, dalam skema revitalisasi, nilai-nilai itu pelan-pelan digusur oleh kepentingan bisnis dan keuntungan jangka pendek.
Dari dokumen yang diperoleh, diketahui bahwa skema kerja sama dengan swasta memberi porsi dominan kepada investor, sementara hak-hak pedagang hanya menjadi pelengkap.
Baca Juga:Sindir Willie Salim? Dulmuluk Palembang Usung Kisah Rendang Hilang
Banyak yang mempertanyakan proses tender dan perizinan yang diduga sarat pelanggaran.
Kini, dengan penyidikan yang kembali dibuka, para pedagang hanya bisa berharap keadilan tak hanya menyasar oknum, tapi juga memperbaiki sistem.
Mereka ingin lebih dari sekadar hukuman; mereka ingin solusi.
![Pasar Cinde Palembang yang sebelum dibongkar [ANTARA]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/04/15/86308-pasar-cinde-palembang-yang-sebelum-dibongkar.jpg)
Pemerintah Kota: Tunggu Proses Hukum
Pemerintah Kota Palembang belum memberikan kepastian tentang langkah lanjutan terkait masa depan Pasar Cinde. Wali Kota Palembang, Ratu Dewa menyatakan pihaknya akan menghormati proses hukum.
Baca Juga:Berita Gembira! TPP PPPK Palembang Cair Bersamaan Pelantikan ASN!
Keinginannya tetap menjadikan pasar tersebut sebagai pasar tradisional, ikon dari kota Palembang.