“Belum lagi angka kelahiran yang tinggi di kampung ini, satu keluarga ada anaknya lima, enam, dengan waktu kelahiran yang dekat. Padahal penghasilan suami kerja serabutan. Di kampung ini banyak balita, anak-anak,” katanya mengungkapkan.
Pada pelaksanaan posyandu tersebut balita, anak-anak diukur berat dan tinggi badan, lakukan imunisasi, sedangkan ibu hamil juga diukur keseimbangan berat badan dan tumbuh kembang janinnya. Untuk lansia, diperiksa kesehatan baik tensi, kadar gula darah, kolesterol dan penyakit lainnya yang semuanya diberikan secara gratis.
“Setelah selesai melaksanakan pemeriksaan kesehatan, warga yang datang diberikan makanan tambahan, berupa makanan lokal seperti bubur kacang hijau, lalu ada juga bingkisan minyak goreng, dan makanan tambahan berupa roti dan susu,” ujarnya.
Rika mengakui telah terjadi peningkatan kesadaran masyarakat di wilayah ini terhadap arti penting kesehatan terutama pada perempuan. Para ibu-ibu, remaja perempuan juga tergerak untuk edukasi kesehatan kepada warga lainnya.
Baca Juga:Kampung Berseri Astra, Oase Pendidikan di Tengah Kota Palembang
“Sekarang balita stunting sudah tidak ada, kesehatan perempuan penting, karena mereka yang mengandung, melahirkan dan mendidik, membesarkan anak-anak. Jika pengetahuannya minim, maka kesehatan keluarganya juga tidak maksimal. Apalagi perempuannya juga bekerja demi ekonomi keluarga,” ujarnya.
Koordinator Kampung Berseri Astra 13 Ulu Palembang M Fadli mengungkapkan KBA memiliki empat pilar utama kegiatan, mulai dari pendidikan, kesehatan, pemberdayaan ekonomi sekaligus lingkungan nan lestari. KBA di 13 Ulu sudah berlangsung 5 tahun yang kemudian berdasarkan ketentuannya akan menjadi KBA mandiri.
PJ Wali Kota Palembang, Ucok Abdul rauf Damenta menekankan pentingnya kesehatan warga nan juga dilakukan melalui program pendampingan dari sektor swasta. Pelayanan kesehatan gratis mendorong masyarakat lebih sadar memeriksakan kesehatan sebagai sebuah kebutuhan.
Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) melaporkan jika telah terjadi tren prevalensi balita stunting menurun dari tahun ke tahun yaitu 18,6 persen pada tahun 2022 atau menurun sebesar 6,2 persen jika dibandingkan tahun 2021. Tren penurunan ini merupakan penurunan terbesar di Indonesia namun terkait target dalam Peraturan Presiden Nomor 72 tahun 2021, capaian ini masih di bawah target Nasional 2024 sebesar 14 persen.
Di Palembang, prevalensi stunting mencapai 16,1 persen.
Baca Juga:Sumsel Kepanasan! Suhu Capai 36 Derajat, Warga Keluhkan Cuaca Ekstrem
Dalam laporan ini juga dijelaskan percepatan penurunan stunting dilakukan dengan intervensi gizi spesifik mengatasi penyebab stunting dengan 9 point intervensi yakni pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil dan balita kurus, pemberian tablet tambah darah bagi remaja putri, wanita usia subur dan ibu hamil, promosi konseling menyusui, promosi konseling pemberian makanan bayi dan anak (PMBA), tatalaksana gizi buruk, pemantauan dan promosi pertumbuhan, suplementasi mikronutrien, pemeriksaan kehamilan dan imunisasi dan manajemen terpadu balita sakit (MTBS).