SuaraSumsel.id - Masyarakat Palembang tengah menantikan sosok pemimpin yang mampu membawa pembangunan ke arah yang lebih baik. Dalam debat publik perdana yang telah berlangsung pekan lalu, ketiga pasangan calon telah memaparkan janji manis visi dan misi mereka.
Namun, apakah janji-janji visi dan misi yang dilontarkan tersebut akan benar-benar dilaksanakan?
Di panggung debat perdana ini, para paslon berlomba mengenalkan visi dan misi terbaiknya agar mampu mencuri perhatian calon pemilihnya. Siapa yang paling realistis dan nyata menurut kalian?
Pelaksanaan debat publik para calon wali kota Palembang telah berlangsung pada pekan lalu. Dari debat perdana ini, ketiga paslon mengungkapkan visi dan misi yang seolah menjadi janji manis dan menggiurkan untuk menaruh kepercayaan kepada mereka agar memimpin.
Baca Juga:Buronan 2 Tahun, Selebgram Palembang Alnaura Akhirnya Ditangkap di Jepang
Rata-rata mereka menjanjikan pemenuhan kebutuhan dasar melalui program pendidikan, kesehatan nan gratis dan pembangunan ekonomi melalui pemberdayaan unit kegiatan usaha mikro (UMKM).
Pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 kali ini, diikuti oleh 3 paslon, yakni paslon nomor urut 1, Fitrianti Agustinda-Nandriani, paslon nomor urut 2, Ratu Dewa dan Prima Salam dan paslon nomor urut 3, Yudha Pratomo dan Baharuddin.
Dari debat yang membagi dua sesi diawali para paslon mengungkapkan visi dan misi yang ditawarkan agar kemudian dilaksanakan jika terpilih menjadi pemimpin Palembang.
Berdasarkan ritme debat, paslon 1 dan paslon 2 mengusung keberlanjutan pembangunan Palembang mengingat kedua paslon ini merupakan mantan kepala daerah selama 10 tahun terakhir.
Fitrianti Agustinda merupakan wakil wali kota Palembang selama tujuh tahun terakhir. Dia menggantikan sang kakak, Romi Herton yang tersandung kasus sengketa Pilkada yang bergulir di Mahkamah Konstitusi (MK).
Baca Juga:Palembang Kenalkan 3 Destinasi Wisata Bersejarah, Lawang Borotan Jadi Populer
Sedangkan Ratu Dewa merupakan pejabat ASN yang sempat menjabat sebagai Seketaris Daerah (Sekda) dan pernah juga menjadi pejabat (PJ) Wali Kota.
Calon Wali Kota Yudha Pratomo berasa lebih berani mengkritik pembangunan selama 10 tahun terakhir. Mantan anak Gubernur Sumsel ini, bahkan menyebutkan jika kota Palembang dalam keadaan tidak sedang baik-baik saja.
Dia menyebut jika visi dan misi paslon 1 dan 2, masih sangat normatif dan klasik. "Palembang alami banjir, jalan rusak, macet, kota sembrawut, pengangguran, korupsi kolusi dan nepotisme.
Palembang dalam 10 tahun terakhir, pengamatan di lapangan kondisinya cukup memprihatinkan," ujar Yudha mengawali pengenalan visi dan misinya.
Dia menyebut dirinya sebagai calon pemimpin yang tidak punya beban masa lalu. Karena itu, ia berkeinginan mengembalikan Palembang sebagai kota maju, berseni dan berteknologi.
Yudha juga berkeinginan membangun kawasan wisata kota air yang terintegrasi menghubungkan hulu dan hilir.
"Wisata air perlu diintegrasikan, terpadu sehingga terhubung sampai di kawasan bawah Ampera yang menjadi jantung kota. Palembang kota tua hendaknya punya wisata yang terintegrasi," ucap Yudha kemudian.
Bahkan ia sempat menginginkan kawasan di Palembang mirip wisata kota di Singapura. "Dengan wisata dan tempat hiburan yang terbangun, akan semakin banyak lapangan kerja dan juga menggerakkan UMKM," ujar Yudha yang juga menjanjikan penguatan ekonomi melalui penyaluran dana Rp50-Rp600 juta di tingkat RT/RW yang kemudian menjajal pasar online (market place).
Sedangkan paslon nomor urut 1, Fitrianti Agustinda dan Nandriani Octarina yang mengusung Palembang Musi. Sebuah program yang menginginkan agar Palembang menjadi kota yang lebih maju.
Fitrianti juga sempat menyebut ingin membangun kawasan kota sungai, memenuhi kebutuhan dasar seperti pendiidkan dan kesehatan melalui program kartu tanda penduduk (KTP) guna keseluruhan (satu induk) kebutuhan warga.
Paslon perempuan satu-satunya ini pun mengenalkan penggerak ekonomi bagi generasi muda, melalui industri kreatif HUB dan juga membangun 107 inkubator ekonomi. Paslon dengan mengusung tagline ibu yang akan memberikan pengabdian akan revitalisasi pasar dan transportasi massal.
"Nantinya 1 KTP akan bisa memfasilitasi kesehatan berkualitas, zona bermain, 13 tahun sekolah gratis, bus gratis bagi pelajar, pangan bergizi dan berdaya, bantuan umkm, intensif RT dan RW naik menjadi Rp 1,5 juta sekaligus perlindungan BPJS bagi pekerja sosial," ungkapnya.
Di akhir penutupnya, Fitrianti mengingatkan agar ASN di Pemkot Palembang untuk lebih menjaga netralitas dan percaya pada kerja keras.
Ratu Dewa mengenalkan diri sebagai anak kampung yang telah 31 tahun sebagai abdi negara. Selama pengalaman itu, ia mengungkapkan telah mengunjungi 107 kelurahan dengan mengetahui permasalahan masyarakat.
Ratu Dewa menyakini jika warga Palembang bukan pemilih bayaran namun mencari pemimpin yang membawa harapan.
Mantan Pj Wali Kota ini mengusung taglina Palembang berdaya dengan visi besarnya ialah pemberdayaan masyarakat, pemenuhan kebutuhan pendidikan dan kesehatan gratis.
Dia menekankan masyarakat Palembang harus berbudaya, religius, dengan percepatan pembangunan di segala bidang yang ramah lingkungan berteknologi.
"Memberdayakan UMKM, menjadikan Palembang kota wisata, ekonomi yang kondusif yang ditopang oleh UMKM yang berdaya. Kota maju dengan smart city ditopang aman dan nyaman, dan ada inovasi. Tata kelola pemerintahan yang adapti, akuntabel dan transparan," ujar Ratu Dewa.
Mantan Sekda ini pun mengungkapkan bukan merupakan paslon yang mencari kekuasaan untuk membangun Palembang, namun karena hati nurani untuk menjadikan Palembang lebih berdaya.
"Pembangunan pemerintah pun harus linier, antara pemerintah pusat dan daerah," ujar Ratu Dewa.