Saat Kemplang Panggang Palembang Merambah Pasar Digital

Biasanya kemplang-kemplang yang kering sempurna, mudah dipanggang. Wong Palembang (orang Palembang) senang makan kemplang yang padat. Bantet, bahasa Palembangnya, ujar Sari.

Tasmalinda
Rabu, 31 Mei 2023 | 08:44 WIB
Saat Kemplang Panggang Palembang Merambah Pasar Digital
Pengrajin Kemplang Panggang Palembang [Suara.com/Tasmalinda]

Dikatakan ia, dalam pembuatan kemplang panggang membutuhkan tingkat pengeringan yang sempurna. Hal ini akan memudahkan kemplang tersebut saat dipanggang di atas bara api.

“Biasanya kemplang-kemplang yang kering sempurna, mudah dipanggang. Wong Palembang (orang Palembang) senang makan kemplang yang padat. Bantet, bahasa Palembangnya,” ujar Sari.

Dalam perjalanan usaha rumahan ini, Sari mengungkapkan permintaan kemplang panggang makin diminati. Apalagi saat Bank Rakyat Indonesia atau BRI hadir memberikan kemudahan dalam usaha keluarga tersebut.

“Alhamdulilah BRI sangat membantu, baik modal, pembenahan kawasan sampai pasar jual. Seminggu lalu, kami diikutkan ke Jakarta, pameran, dan dikenalkan kemplang panggang ini, permintaan makin bertambah, Alhamdulillah,” aku sari.

Baca Juga:Antisipasi Anomali Cuaca Bikin Gagal Panen, Petani Kopi di Sumsel Diingatkan Hal Ini

Dalam produksinya saat ini, Sari memproduksi 150 kantong kemplang panggang. Dalam seharinya, ia membutuhkan 10 kilogram daging ikan laut yang membutuhkan waktu satu hari untuk mengelolanya. “Pagi kita masak ikan, lalu setelah matang dijemur, besok siang dibakar atau dipanggang. Ritme kerjanya, pegawai pada pagi hari bikin pempek, lalu panggang kemplang yang merupakan pembuatan pempek kemarin. Setiap hari kita produksi,” ujar Sari.

Diakuinya harga penjualan kemplang panggang disesuaikan segmen pembelinya. Jika segmen pedagang, kemplang panggang dijual Rp10.000 sampai Rp13.000 per kantong yang berisi 20 sampai 25 keping kemplang panggang. Sedangkan jika dibeli pembeli rumahan, harganya diatas patokan harga tersebut.

Unit usaha kemplang panggang di 26 Ilir Palembang [Suara.com/Tasmalinda]
Unit usaha kemplang panggang di 26 Ilir Palembang [Suara.com/Tasmalinda]

“Alhamdulilahnya, 150 kantong itu selalu ludes setiap hari, karena kami sudah ada pelanggan tetap, baik pelanggan yang beli dalam jumlah banyak atau pembeli yang datang ke toko di pasar Tanggo Buntung. Dengan transaksi yang bisa juga pakai QRIS BRI, atau transfer,” ujar Sari.

Menurut Sari, BRI telah memberikan pasar baru bagi produksi kemplang panggang yang diproduksinya. Dengan menjadi UMKM dampingan BRI, para pengrajin bisa membentuk usaha kolektif.

“Mulai dari permodalan juga bisa kolektif, ada dari pengrajin ini mengajukan KUR buat keperluan sekolah yang dibayar setelah kerja manggang atau buat pempek. Karena skema kekeluargaan, kami berkolektif sekaligus saat membutuhkan layanan transaksi BRI. Selama 20 tahun terakhir, kampung ini sudah dikenal kampung pembuat kemplang, namun dengan hadirnya BRI, ibu-ibu dan remaja di sini makin berdaya ekonomi. Kemplang panggang kami sudah masuk pasar digital Pasar.id. Alhamdulillah, jadi bangga,” imbuhnya.

Baca Juga:Tiga Ketua Cabor Diperiksa Kasus Dana Hibah KONI Sumsel Rp 37 Miliar

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini

Tampilkan lebih banyak