SuaraSumsel.id - Isak tangis ibu pecah saat mengetahui anaknya yang merupakan Tenaga Kerja Wanita (TKW) alias Pekerja Migran Indonesia (PMI) disekap oleh perusahaan investasi bodong di Sihanoukville, Kamboja.
Peristiwa penyekapan itu terungkap setelah Kepala Balai Pelayanan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Palembang, Sri Hartanti bersama timnya menyambangi rumah warga di Jalan SMB II, Lorong Durian, Kelurahan Alang Alang Lebar Palembang, Sumatera Selatan.
Masayu Nani (68) ibu kandung Kurnia Sari saat ditemui di rumahnya mengaku sama sekali tidak tahu kabar sang putri ataupun tentang kondisi yang menimpa anaknya.
Sontak saja, kabar itu membuat Masayu menitikkan air mata usai mendapatkan kabar tidak baik tentang putri sulungnya itu. “Saya baru tahu hari ini. Selama dia di sana, tidak pernah saya dapat telepon,” kata Masayu dengan berurai air mata.
Baca Juga:Cuaca Sumsel Hari Ini, Berawan Dengan Suhu 33 Derajat
Rumah itu tak lain merupakan kediaman orang tua dari Kurnia Sari (45), salah satu TKW asal Palembang yang menjadi korban penyekapan yang dilakukan perusahaan investasi bodong tersebut.
Peristiwa yang menimpa Kurnia Sari hanya diketahui oleh adik keduanya, Suci Hartini (37). Masayu bilang, sejak Kurnia Sari pamit bekerja ke Kamboja pada bulan Juni 2022, ia merasa was-was.
Ditambah lagi dia juga sempat menonton siaran televisi terkait penyekapan PMI yang bekerja di Kamboja.“Ya Allah Tuhan, semoga anakku tidak sampai begitu. Dalam hati saya cuma bisa berdoa,” ucapnya dengan suara bergetar menangis.
“Waktu itu dia izin ke Kamboja. Katanya ada kerjaan di sana. Terus perginya bukan sendiri, tapi ada juga yang dari Kalimantan, Sulawesi, Medan, dan dari mana-mana. Katanya bareng berangkat dari Jakarta,” ujarnya.
Tak banyak yang keluarga Kurnia Sari tahu tentang pekerjaan apa yang ia lakoni di Kamboja.
Baca Juga:Polisi Gadungan Beraksi di Media Sosial, Emak-emak di Sumsel Dirampok Saat Tepati Janji Bertemu
TKW Kurnia Sari adalah anak kedua dari delapan bersaudara. Dia memiliki seorang anak yang baru lulus SMP dan sedang menempuh pendidikan di pesantren.
“Harapan saya, seperti apa dia berangkat seperti itu juga dia kembali. Sehat dan cepat kembali ke Palembang,” ujarnya.
Kepala Kantor Balai Pelayanan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Sumsel, Sri Haryanti mengabarkan jika saat ini Kurnia Sari sudah diselamatkan dan berada di Rumah Perlindungan Trauma Center (RPTC) Jakarta.
“Kurnia Sari dalam keadaan aman dan kondisi sehat. Terhadapnya saat ini masih perlu ada beberapa pemeriksaan dan BAP ke polisi,” ujarnya di sela pertemuan dengan ibu kandung Kurnia Sari.
Melansir Sumselupdate.com-jaringan Suara.com, mengingat Kurnia Sari dan beberapa pekerja lain asal Indonesia diperkerjakan secara tidak manusiawi oleh perusahaan di Kamboja.
“Ada yang dipekerjakan untuk perjudian online, investasi bodong dan bisnis-bisnis lain yang intinya untuk menipu orang. Mereka ini dijadikan operator scamming (penipuan),” ungkapnya.
“Dengan adanya kejadian viral di Kamboja, KBRI lalu menelusuri berita-berita itu hingga akhirnya bisa menyelamatkan sampai tanggal 8 Agustus 2022 kemarin sebanyak 171 warga Indonesia dan sudah dipulangkan 40 orang. Mereka terbagi tiga kloter pulang tanggal 5,6,8 (Agustus). Kurnia sendiri masuk kloter pertama, jadi dia sudah dipulangkan tanggal 5 (Agustus) kemarin,” jelasnya.