SuaraSumsel.id - Presiden Joko Widodo menyatakan kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) Candi Muaro Jambi, Provinsi Jambi pernah menjadi pusat pendidikan tertua di Asia.
"KCBN Muaro Jambi dulunya jadi pusat pendidikan bagi kedokteran, obat-obatan, filsafat, arsitektur dan seni. Artinya, peradaban kita saat itu sudah meng-internasional dan terbuka," kata Presiden Joko Widodo di KCBN Muaro Jambi, Provinsi Jambi, Kamis.
KCBN Muaro Jambi merupakan pusat pendidikan pada abad ketujuh, termasuk yang terbesar dan tertua di Asia. Selain itu, pada awal memasuki kawasan candi di perlihatkan dengan adanya bebatuan yang di tumpuk-tumpuk membentuk bangunan.
Bebatuan yang ditumpuk membentuk bangunan tersebut, dibuat tanpa menggunakan semen dan bahan perekat. Artinya, pada masa itu Indonesia telah mengenal teknologi di bidang pembangunan.
Baca Juga:Lima Jam Demonstrasi, DPRD Sumsel Terima dan Janji Teruskan Tuntutan Mahasiswa Aliansi BEM Se-Sumsel
Candi Muaro Jambi disebut sebagai KCBN Muaro Jambi, karena memiliki luas 3.981 hektare. Di KCBN Muaro Jambi tersebut terdapat sejumlah candi yang digunakan sebagai pusat pendidikan, di antaranya Candi Kedaton, Candi Tinggi, Candi Gumpung, dan beberapa candi lainnya.
Presiden Jokowi menjelaskan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi akan melakukan pemugaran dan restorasi terhadap kanal tua yang mengelilingi KCBN Muaro Jambi tersebut.
Presiden Joko Widodo bersama ibu negara Iriana Jokowi menyusuri Candi Kedaton, salah satu candi yang berada di KCBN Muaro Jambi.
Presiden Joko Widodo mendapatkan penjelasan singkat terkait dengan sejarah Candi Muaro Jambi, luas kawasan dan peradaban Candi Muaro Jambi pada masanya.
Di Candi Kedaton, Presiden Joko Widodo meninjau ekskavasi dan melihat temuan berupa batu, kendi dan keramik di sekitar lokasi candi yang berusia ribuan tahun tersebut. Selanjutnya, Presiden Joko Widodo bersama ibu melakukan ritual membasuh tangan dengan air yang berasal dari sumur yang ada di dalam lokasi Candi Kedaton.
Dimana air sumur tersebut merupakan air yang dibawa Gubernur Jambi Al Haris pada ritual adat membawa tanah dan air ke titik nol Ibu Kota Negara baru Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur beberapa waktu lalu.
Usai meninjau sumur, Presiden menuju batu jam, dimana batu jam tersebut digunakan oleh masyarakat pada masanya untuk menentukan waktu dengan memanfaatkan sinar matahari. (ANTARA)