SuaraSumsel.id - Mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi BEM Se-Sumsel menyampaikan tuntutan mereka mengenai penolakan masa jabatan Presiden Joko Widodo atau Jokowi diperpanjang selama tiga periode.
Selain menyampaikan 11 poin tuntutan mahasiswa Sumatera Selatan, mereka pun menghadiahi kalangan legislatif tersebut berupa kain kafan dan batu nisan makam.
Para anggota DPRD Provinsi yang diwakili Mgs Syaiful Padli, juga menandatangani 11 poin tuntutan Mahasiswa. Massa sempat bubar, karena istirahat dan shalat Ashar.
"Setelah selesai, massa kembali memadati simpang lima DPRD Provinsi Sumsel, dalam kondisi terkurung dengan kawat berduri," sambungnya.
Massa sempat ingin menerobos kawat berduri hingga sempat menimbulkan keributan antara demonstran dengan Barikade Polisi.
Melansir Sumselupdate.com-jaringan Suara.com, Kapolrestabes Palembang Kombes pol Mokhamad Ngajib sempat memasuki barisan massa aksi, guna menenangkan massa aksi yang sempat memanas.
“Kami Anggota DPRD Provinsi Sumsel selalu mendengar aspirasi masyarakat, dan kali ini saya sudah yang ketiga kali mendatangi masa aksi,” ujarnya.
Presiden Mahasiswa (Presma) Universitas PGRI, Ade Syawal mengungkapkan jika para mahasiswa sudah sabar menunggu para wakil rakyat di Sumatera Selatan atau Sumsel mendukung gerakan mahasiswa ini.
"Kami telah menunggu dengan sabar, apakah ini salah satu cara kalian menunda gerakan kami. Lebih dari setengah jam tapi ini tidak dibuka," ujarnya.
Mahasiswa dengan tegas menolak wacana tiga periode dengan poster yang bertuliskan #MasyarakatSudahOgahSiPakdeMauNambah.
Mereka juga mempertanyakan naiknya bahak pokok yang membuat rakyat menjerit. "Menolak Jokowi tiga periode harga mati. Salah satu yang menyakiti hati rakyat itu, minyak goreng yang langka dan mahal," ucap salah satu Koordinator Aksi, Ruben saat menyampaikan orasi di atas mobil komando.