SuaraSumsel.id - Kekerasan dengan korban perempuan dan anak-anak makin marak di media sosial. Praktek yang menjuru prostitusi online ini, menargetkan anak baru gede (ABG). Belakangan, diketahui prostitusi dengan melibatkan ABG ini memanfaatkan media sosial, smartphone dalam operasinya.
Mereka rata-rata menggunakan aplikasi, juga mengenalkan diri atau menggunakan jasa penghubung praktek tersebut.
Pengamat Sosial Sumsel, Musthafa Andika Yudha Pratama mengungkapkan prostitusi online sudah lama terjadi dan usia partisipan beragam. Di masa pandemi saat ini, perekonomian masyarakat juga makin terjepit karena tidak menutup kemungkinan kebutuhan ekonomi menjadi faktor penyebabnya.
Terlebih pada usia dini, mereka beranggapan uang senilai ratusan ribu hingga jutaan termasuk bernilai besar.
Baca Juga:PPKM di Palembang Diperpanjang hingga 23 Agustus, Begini Perubahannya
“Seperti nominal yang disebutkan bagi anak SMP dan SMA kan besarnya, siapa yang ngasih uang sebanyak itu perharilah setidaknya,”kata pengamat sekaligus dosen STIA Bala Putra Dewa Palembang tersebut.
Memang, yang menjadi faktor utama ialah ekonomi, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari atau untuk menunjang gaya hidup.
“Usia remaja jadi masa dimana ingin menunjukkan eksistensi, ingin terlihat bergaya dan keren. Untuk menunjang itu mereka membutuhkan materi yang mirisnya ditempuh dengan cara demikian" ujar ia.

Tak bisa dipungkiri, seiring berkembangnya media sosial perkembang praktek prostitusi ikut membuntut di belakangnya. Prostitusi dapat ditemui pada media online, pada berbagai sosial media sampai munculnya aplikasi-aplikasi kencan.
“Aplikasi me chat juga salah satunya, tapi tak hanya itu sebenarnya sudah mudah didapatkan prostitusi online itu termasuk media instagram dan twitter,”terang ia.
Baca Juga:Penampakan Bangunan Makam Akidi Tio di Talang Kerikil Palembang
Menurut pendapat ia, banyak praktek prostitusi online yang sebenarnya sudah lama namun tidak semuanya sampai terendus kepermukaan.