SuaraSumsel.id - Afrizal Malna, penyair dan aktivis budaya bakal hadir dalam seminar Pindang Batanghari Sembilan di Taman Budaya Sriwijaya, Jakabaring, Palembang, Minggu (6/11/2022).
Afrizal Malna tampil bersama Dr. Najib Asmani (Dosen Unsri), Dr. Yenrizal (Dosen UIN Raden Fatah Palembang), Dr. Amilda, M.Hum (Dosen UIN Raden Fatah Palembang), serta Yudhy Syarofie sebagai pegiat budaya Palembang.
Afrizal Malna selain menulis puisi, cerita pendek, novel, esai sastra, juga menulis teks pertunjukan teater yang dipentaskan di berbagai panggung pertunjukan di Indonesia dan mancanegara. Karyanya antara lain Abad Yang Berlari (1984), Arsitektur Hujan (1995), Dalam Rahim Ibuku Tak Ada Anjing (2003), dan Perjalanan Teater Kedua, Antologi Tubuh dan Kata (2010).
Dr. Najib Asmani, seorang akademisi dari Universitas Sriwijaya yang pernah memimpin Tim Restorasi Gambut Sumsel. Selain itu, juga sebagai penggagas Ekoregion di Sumatera Selatan.
Baca Juga: Bahaya! Air Yang Dikonsumsi Masyarakat Empat Lawang Sumsel Tercemar
Dr. Amilda, M.Hum [UIN Raden Fatah Palembang], seorang antropolog yang terlibat dalam berbagai kajian hubungan manusia dengan alam atau lingkungan, serta Yudhy Syarofie, pegiat budaya Palembang yang menulis sejumlah buku tentang tradisi dan budaya di Sumatera Selatan termasuk masakan pindang.
Dalam seminar yang digelar Teater Potlot yang didukung Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi dalam bentuk program hibah Fasilitasi Bidang Kebudayaan [FBK] 2022, akan mengulit masakan pindang dari berbagai perspektif.
Seperti tradisi pindang ikan di Sumatra Selatan, pindang ikan sebagai mitigasi lanskap lahan basah, pindang ikan sebagai media komunikasi lingkungan, serta pindang sebagai media akulturasi budaya.
“Bicara masakan pindang bukan sebatas rasa dan rupa, juga menjelaskan banyak hal. Misalnya masakan pindang menandakan lanskap di Sumatera Selatan. Berupa ekosistem wilayah dataran tinggi, dataran rendah, dan pesisir, yang terkoneksi melalui sungai,” kata T. Wijaya dari Teater Potlot.
“Juga sebagai media pembauran berbagai suku bangsa yang menetap di sepanjang sungai, mulai dari pegunungan hingga pesisir,” lanjut dia.
Baca Juga: Perawat di Sumsel Dikecam, Gegara Live Tik Tok Saat Operasi Pasien Melahirkan di RSUD Martapura
Menjadi inspirasi berbagai pihak untuk menjadikan masakan pindang sebagai pengetahuan untuk menjelaskan kebudayaan Melayu di Nusantara.
Berita Terkait
-
Viral Momen Ibu-ibu di Palembang Protes, Antre Lama Cuma Dapat Rendang Dua Iris dari Richard Lee
-
Cara Ustaz Derry Sulaiman Jawab Salam Willie Salim Seorang Kristen, Banyak yang Kaget
-
Niat Bersihkan Nama Palembang, Acara Masak Besar Richard Lee Malah Ricuh?
-
Dokter Richard Lee Sumbang 1 Ton Ayam untuk Masak Besar di Palembang
-
Profil Sultan Palembang, Pemimpin Adat Tegas Haramkan Konten Willie Salim
Tag
Terpopuler
- Mudik Lebaran Berujung Petaka, Honda BR-V Terbakar Gara-Gara Ulang Iseng Bocah
- Persija Jakarta: Kalau Transfer Fee Oke, Rizky Ridho Mau Ya Silahkan
- 3 Pemain Liga Inggris yang Bisa Dinaturalisasi Timnas Indonesia untuk Lawan China dan Jepang
- Pemain Kelahiran Jakarta Ini Musim Depan Jadi Lawan Kevin Diks di Bundesliga?
- Infinix Hot 50 vs Redmi 13: Sama-sama Sejutaan Tapi Beda Performa Begini
Pilihan
-
Mees Hilgers Dituduh Pura-pura Cedera, Pengamat Pasang Badan
-
Anthony Elanga, Sang Mantan Hancurkan Manchester United
-
BREAKING NEWS! Daftar 23 Pemain Timnas Indonesia U-17 di Piala Asia U-17 2025
-
Terungkap! MisteriHilangnya Oksigen di Stadion GBK Saat Timnas Indonesia vs Bahrain
-
Tolak Timnas Indonesia, Pemain Keturunan Ini Bakal Setim dengan Cristiano Ronaldo
Terkini
-
Debat Paslon PSU Pilkada Empat Lawang Dipindah ke Palembang, Ada Apa?
-
Viral Bupati Pali Emosi Saat Sholat Id: Air PAM Mati, Rumah Pribadi Terdampak
-
7 Alasan Lebaran di Palembang Selalu Spesial dan Penuh Keunikan
-
Drama Rendang Willie Salim Memanas: Desak Ratu Dewa Minta Maaf ke Warga
-
Dua Sultan Palembang Berbeda Sikap soal Adat Tepung Tawar untuk Willie Salim