-
Haikal berusia 10 tahun dan sejak balita ditinggalkan oleh orang tuanya.
-
Ia bekerja sebagai pemulung sepulang sekolah untuk membantu tante dan omnya.
-
Haikal bercita-cita menjadi tentara agar bisa membanggakan keluarganya.
SuaraSumsel.id - Setiap malam di sudut jalanan kota, sosok kecil berbaju kaus garis terlihat mendorong gerobak berisi barang-barang bekas. Dialah Haikal, bocah 10 tahun yang sejak kecil sudah mengenal kerasnya hidup tanpa kasih sayang orang tua.
Sejak usia balita, Haikal dan adiknya ditinggalkan oleh ayah dan ibu kandung mereka. Ia kini tinggal bersama tante dan om yang hidup serba pas-pasan. Meski begitu, Haikal tidak ingin menjadi beban. Setiap pulang sekolah, ia ikut tantenya mencari barang rongsokan sampai larut malam demi membantu keluarga kecilnya bertahan hidup.
“Aku gak mau jadi beban, aku mau bantu mereka,” ucap Haikal dengan polos namun penuh tekad.
Pendapatan dari memulung kadang hanya cukup untuk makan hari itu. Jika sedang sepi, mereka hanya makan seadanya.
Baca Juga:HUT ke 68 Bank Sumsel Babel, Jajan Cuma Rp68 Pakai QRIS BSB Mobile
Tapi bagi Haikal, itu bukan alasan untuk berhenti bermimpi. Ia tetap bersekolah, tetap tersenyum, dan tetap menjaga adiknya yang kini berusia 7 tahun dengan penuh kasih.
Haikal punya cita-cita menjadi tentara, supaya bisa membanggakan tante, om, dan adiknya. Namun di balik semangatnya, ia kadang khawatir — apakah mimpinya bisa terwujud di tengah hidup yang serba kekurangan.
Meski begitu, setiap kali melihat adiknya tertidur lelap di atas tikar lusuh, Haikal kembali menemukan alasan untuk bertahan.
Karena bagi bocah kecil ini, kebahagiaan bukan tentang memiliki banyak hal, tapi tentang bisa membuat orang yang ia cintai tetap tersenyum.
Baca Juga:Daftar Tunggu Masih Panjang, Tapi Kuota Haji Sumsel 2026 Naik Jadi 5.895 Orang