Pasar EV 2025 Memanas! Strategi BYD, Wuling, GAC Aion, dan Neta Bikin Kompetisi Makin Sengit

Pertarungannya bukan cuma soal harga, tapi juga strategi cerdas dalam menghadirkan teknologi, kenyamanan, dan ekosistem listrik yang matang.

Tasmalinda
Selasa, 04 November 2025 | 21:47 WIB
Pasar EV 2025 Memanas! Strategi BYD, Wuling, GAC Aion, dan Neta Bikin Kompetisi Makin Sengit
perang mobil listrik di pasar EV Indonesia
Baca 10 detik
  • Empat merek mobil listrik asal Tiongkok bersaing ketat menguasai pasar EV Indonesia tahun 2025.

  • BYD fokus pada teknologi baterai canggih dan strategi pasar premium di Indonesia.

  • Wuling, GAC Aion, dan Neta memperkuat posisi dengan harga kompetitif dan inovasi fitur pintar.

SuaraSumsel.id - Pasar mobil listrik Indonesia tengah menjadi arena pertempuran baru bagi raksasa otomotif asal Tiongkok. Setelah sukses mengguncang pasar global, kini empat merek besar yakni BYD, Wuling, GAC Aion, dan Neta — resmi terjun dalam “Perang Naga” untuk merebut hati konsumen tanah air.

Pertarungannya bukan cuma soal harga, tapi juga strategi cerdas dalam menghadirkan teknologi, kenyamanan, dan ekosistem listrik yang matang.

BYD: Si Raja Baterai yang Datang dengan Strategi Premium

BYD datang ke Indonesia bukan untuk bermain di kelas bawah. Produsen raksasa ini menancapkan kuku lewat model seperti Atto 3 dan Seal, yang menonjol dengan teknologi Blade Battery—baterai paling aman di dunia menurut banyak pengamat.

Baca Juga:5 Fakta Kinerja Tangguh Bank Sumsel Babel, Pertahankan Peringkat idA+ dari PEFINDO

Strateginya jelas: bangun persepsi premium dan andal, sambil menggandeng pemerintah dalam proyek ekosistem baterai nasional. BYD ingin dikenal bukan hanya sebagai produsen mobil listrik, tapi sebagai simbol masa depan transportasi hijau di Indonesia.

Wuling: Si Pelopor yang Bermain di Jalur Rakyat

Sementara BYD bermain di kelas menengah atas, Wuling sudah lebih dulu menancapkan bendera di pasar rakyat dengan Air EV dan Binguo EV.

Strateginya sederhana tapi jitu, main di harga terjangkau, servis luas, dan purna jual yang cepat.
Wuling paham bahwa mayoritas pembeli mobil listrik di Indonesia masih mempertimbangkan biaya dan akses bengkel. Dengan citra “EV pertama masyarakat Indonesia”, Wuling menjadi batu sandungan serius bagi pemain baru.

GAC Aion: Si Pendatang Canggih yang Andalkan Desain Futuristik

Baca Juga:Kinerja Makin Solid, Bank Sumsel Babel Pertahankan Peringkat idA+ dari PEFINDO

GAC Aion, meski baru hadir, langsung menebar pesona lewat fitur otonom, layar melengkung besar, dan teknologi pengisian ultra-cepat.

Strategi mereka adalah menjual pengalaman masa depan, bukan sekadar mobil. Mereka juga aktif menggandeng startup energi lokal untuk membangun jaringan fast charging di kota-kota besar.

Meski masih membangun basis pasar, positioning GAC Aion jelas: EV urban berkelas dan berteknologi tinggi.

Neta: Si Penantang Senyap dengan Harga Menawan

Di balik hingar-bingar kompetitor, Neta datang dengan taktik sunyi tapi menggigit. Dengan harga mulai di bawah Rp 400 juta dan desain minimalis khas Eropa, Neta menyasar anak muda urban yang baru migrasi ke EV.

Strateginya fokus ke aksesibilitas dan konektivitas digital—fitur voice command, integrasi AI, hingga update over-the-air (OTA).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Tampilkan lebih banyak