Singapura Tanam Rp3,52 Triliun di Sumsel, Bukti Investor Global Kian Percaya pada Daerah Ini

Singapura masih menjadi penyumbang terbesar dengan nilai investasi mencapai Rp3,52 triliun, atau sekitar 79 persen dari total PMA

Tasmalinda
Selasa, 21 Oktober 2025 | 17:06 WIB
Singapura Tanam Rp3,52 Triliun di Sumsel, Bukti Investor Global Kian Percaya pada Daerah Ini
ilustrasi investasi di Sumatera Selatan
Baca 10 detik
  • Singapura menjadi penyumbang terbesar investasi asing di Sumatera Selatan.

  • Nilai investasi Singapura mencapai Rp3,52 triliun atau 79 persen dari total PMA.

  • Bank Indonesia menyebut kepercayaan investor global terhadap Sumatera Selatan terus meningkat.

SuaraSumsel.id - Arus investasi di Sumatera Selatan terus menunjukkan tren yang menggembirakan. Setelah mencatat realisasi investasi sebesar Rp12,67 triliun pada triwulan II 2025, Provinsi Sumatera Selatan kini bersiap menghadapi triwulan ketiga dengan optimisme tinggi.

Kepala Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan, Bambang Pramono, menegaskan bahwa momentum ini tak boleh hilang begitu saja.

“Realisasi investasi hingga triwulan II sudah mencapai lebih dari 62 persen dari target RPJMD. Ini capaian luar biasa yang harus kita jaga bersama,” ujar Bambang saat memberikan paparan mengenai perkembangan ekonomi Sumatera Selatan, 2 nd Sriwijaya Economic Forum, di hotel Excelton, Selasa (21/10/2025).

Capaian ini menjadi bukti bahwa kepercayaan investor, baik asing maupun domestik, terhadap Sumatera Selatan terus meningkat di tengah kondisi global yang tidak menentu.

Baca Juga:Masih Andalkan Skill Ini? Hati-hati, Bisa Jadi Pengangguran di Palembang Tahun 2025

Dari total investasi tersebut, porsi terbesar berasal dari penanaman modal asing (PMA) dengan nilai mencapai Rp3,09 triliun, yang sebagian besar mengalir ke Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI).

Kabupaten ini kini menjadi magnet baru bagi investor asing setelah berhasil menggeser dominasi Kota Palembang. “OKI berhasil membuktikan diri sebagai salah satu kawasan industri yang paling siap menyerap investasi asing, terutama di sektor industri kertas dan percetakan,” tutur Bambang.

Sementara itu, Kota Palembang tetap menjadi tumpuan utama penanaman modal dalam negeri (PMDN), dengan realisasi mencapai Rp3,72 triliun. Kombinasi PMA dan PMDN di kota ini menjadikan Palembang tetap berada di posisi strategis sebagai motor ekonomi Sumatera Selatan.

Namun, kata Bambang, arah pertumbuhan yang mulai merata ke daerah-daerah lain seperti Muara Enim dan Lahat justru menjadi kabar baik.

“Pergeseran ini menandakan pemerataan aktivitas ekonomi mulai terjadi. Kalau dulu investasi terpusat di Palembang, sekarang daerah lain sudah berani bersaing dalam hal kesiapan infrastruktur, perizinan, dan sumber daya manusia,” ujarnya.

Baca Juga:Pameran Para Pendiri Bangsa di Palembang, Tampilkan 80 Perangko Langka Bertema Kemerdekaan

Bambang menilai, kepercayaan investor asing seperti Singapura, Tiongkok, dan Belanda terhadap Sumatera Selatan menjadi sinyal positif bagi keberlanjutan ekonomi provinsi ini.

Dari data Bank Indonesia, Singapura masih menjadi penyumbang terbesar dengan nilai investasi mencapai Rp3,52 triliun, atau sekitar 79 persen dari total PMA. “Dominasi Singapura menunjukkan bahwa investor global masih melihat Sumsel sebagai daerah dengan potensi pertumbuhan yang sangat besar,” katanya.

Menurut Bambang, hal yang kini paling penting adalah menjaga kualitas investasi. Ia menekankan bahwa pemerintah daerah harus memastikan investasi yang masuk bukan hanya menambah nilai ekonomi, tetapi juga memberikan dampak langsung bagi masyarakat.

“Investasi yang baik adalah investasi yang menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kapasitas produksi lokal. Saat ini, sudah lebih dari 16.000 tenaga kerja terserap berkat masuknya proyek-proyek baru di Sumatera Selatan,” ujarnya.

Ia menambahkan, Sumatera Selatan memiliki keunggulan geografis dan energi yang sulit ditandingi daerah lain di luar Jawa. Dengan infrastruktur yang terus berkembang, mulai dari jalan tol hingga jaringan pelabuhan, Sumsel dinilai siap menjadi simpul ekonomi baru di kawasan barat Indonesia.

“Kami optimistis, selama ekosistem investasi terus dijaga, Sumatera Selatan bisa tumbuh di atas 5,5 persen pada akhir tahun ini,” ungkapnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Tampilkan lebih banyak