Pameran Para Pendiri Bangsa di Palembang, Tampilkan 80 Perangko Langka Bertema Kemerdekaan

Pameran Para Pendiri Bangsa di Palembang bukan sekadar nostalgia masa lalu, melainkan jembatan edukasi lintas generasi.

Tasmalinda
Senin, 20 Oktober 2025 | 19:05 WIB
Pameran Para Pendiri Bangsa di Palembang, Tampilkan 80 Perangko Langka Bertema Kemerdekaan
pameran “Para Pendiri Bangsa” di Museum SMB II Palembang.
Baca 10 detik
  • Fadli Zon membuka pameran “Para Pendiri Bangsa” di Museum SMB II Palembang.

  • Pameran menampilkan 80 perangko yang menggambarkan tokoh-tokoh pendiri bangsa.

  • Acara ini menjadi bagian dari Jumpa Museum 2025 untuk mengenalkan sejarah kepada generasi muda.

SuaraSumsel.id - Suasana Museum Sultan Mahmud Badaruddin II (SMB II) Palembang, Senin (20/10/2025), terasa berbeda dari biasanya. Deretan perangko kuno berbingkai rapi menghiasi ruangan pameran, menampilkan wajah-wajah para pendiri bangsa mulai dari anggota BPUPK hingga PPKI dalam pameran bertajuk “Para Pendiri Bangsa”.

Pameran ini menjadi bagian dari rangkaian Jumpa Museum 2025, yang digelar selama empat hari, 20–23 Oktober 2025.

Acara dibuka langsung oleh Menteri Kebudayaan RI sekaligus Ketua Umum Perkumpulan Penggemar Filateli Indonesia (PPFI), Fadli Zon, yang juga melantik pengurus PPFI Sumatera Selatan periode 2024–2029.

Pameran ini menampilkan 80 koleksi perangko bersejarah, terdiri dari 79 perangko bertema kemerdekaan dan satu perangko khusus pendiri PPFI.

Baca Juga:Bikin Penasaran! Lebih Untung Bangun Rumah atau Beli Jadi di Palembang? Ini Hasil Hitungan

Fadli Zon menyebut, perangko bukan sekadar benda pos, tapi “cermin sejarah kecil” yang merekam perjalanan bangsa dari masa ke masa.

“Filateli ini tidak hanya soal koleksi. Melalui perangko kita belajar sejarah, mengenal tokoh bangsa, dan menelusuri peradaban. Bahkan di era digital pun perangko masih menjadi artefak sejarah bernilai tinggi,” ujar Fadli Zon.

Ia juga menjelaskan, perangko pertama di Indonesia diterbitkan pada tahun 1864, dan sejak saat itu, dunia filateli terus berkembang menjadi bagian penting dari identitas kebangsaan.

Dalam sambutannya, Fadli Zon menekankan pentingnya membangkitkan kembali peran museum sebagai ruang edukatif, interaktif, dan menarik bagi generasi muda.

Menurutnya, museum tidak boleh hanya menjadi tempat menyimpan benda kuno, tapi juga ruang bercerita (storytelling) yang memikat.

Baca Juga:Hampir 400 Ribu Warga Sumsel Terkena ISPA hingga September 2025, Dinkes Ungkap Penyebabnya

“Museum harus hidup dan menjadi tempat belajar yang menyenangkan. Kita bisa menggabungkan teknologi digital, narasi sejarah, dan ekonomi kreatif di dalamnya,” ujarnya.

Palembang dipilih sebagai kota pembuka pameran nasional ini karena nilai sejarahnya yang mendalam.
Sungai Musi disebut menyimpan banyak jejak peradaban masa lalu — mulai dari temuan keramik Cina kuno hingga artefak perdagangan maritim.

Pameran kali ini juga sekaligus menandai peluncuran buku tentang temuan arkeologis di dasar Sungai Musi.

“Palembang ini kota tua dengan sejarah panjang, lebih tua dari banyak kota lain di Indonesia. Semangat pelestarian ini harus terus dijaga,” ujar Gubernur Sumatera Selatan, Herman Deru.

Dari Aesan Paksangko hingga Bubur Suro, Warisan Palembang yang Diakui Nasional

Wali Kota Palembang, H. Ratu Dewa, dalam kesempatan yang sama mengumumkan kabar membanggakan —
tiga Warisan Budaya Takbenda (WBTb) asal Palembang telah ditetapkan sebagai WBTb Indonesia 2025, yakni, Aesan Paksangko, busana adat kebesaran Palembang, Rumah Rakit Palembang, simbol kehidupan di Sungai Musi, dan Bubur Suro Palembang, tradisi kuliner khas bulan Muharram.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Tampilkan lebih banyak