Jalan Khusus 26,4 Kilometer Dibangun, Ini Rute Lengkap Angkutan Batu Bara yang Hindari Jalan Umum

Pemerintah Provinsi Sumsel akhirnya memulai pembangunan jalan khusus angkutan batubara sepanjang 26,4 kilometer

Tasmalinda
Selasa, 05 Agustus 2025 | 19:00 WIB
Jalan Khusus 26,4 Kilometer Dibangun, Ini Rute Lengkap Angkutan Batu Bara yang Hindari Jalan Umum
jalan angkutan batu bara di Sumatera Selatan

SuaraSumsel.id - Pemerintah Provinsi Sumsel akhirnya memulai pembangunan jalan khusus angkutan batubara sepanjang 26,4 kilometer, yang digadang-gadang akan mengurai kemacetan parah di jalan nasional dan provinsi selama bertahun-tahun.

Jalan ini membentang dari wilayah tambang di Kecamatan Merapi Timur, Lahat, hingga ke jalur logistik di luar pemukiman padat penduduk.

Proyek ini dikerjakan oleh PT Levi Bersaudara Abadi (LBA) dan resmi dimulai melalui prosesi peletakan batu pertama oleh Gubernur Sumsel H. Herman Deru, di Desa Cempaka Wangi, titik awal konstruksi jalan hauling tersebut.

Rute Strategis: Menembus Hutan Produksi, Hindari Jalan Negara

Baca Juga:Listrik Padam di Sejumlah Kawasan Palembang Hari Ini, Cek Wilayah dan Jadwalnya

Berdasarkan penjelasan di lapangan, jalan hauling ini akan melewati jalur eksisting di dalam kawasan hutan produksi terbatas (HPT) dan lahan konsesi industri tambang, sehingga tidak bersinggungan langsung dengan jalan umum seperti Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) maupun jalan kabupaten yang biasa dilalui truk batubara.

Beberapa titik penting dalam rute ini antara lain desa Cempaka Wangi (Merapi Timur) sebagai titik awal, lintasan menuju arah timur laut mengikuti area tambang aktif PT LBA, titik akhir menuju jalur distribusi logistik batubara di wilayah hilir Merapi yang terkoneksi dengan jalur kereta api maupun dermaga sungai.

Rute ini sepenuhnya berada di luar permukiman warga dan jalur padat kendaraan umum, menjadikannya alternatif bersih dan aman bagi distribusi batubara dari mulut tambang ke titik angkut akhir.

Pisahkan Jalan Warga dan Jalan Tambang

Selama ini, angkutan batubara menggunakan jalan negara seperti Jalinsum Lahat–Muara Enim dan Prabumulih–Palembang, yang berujung pada kemacetan parah, peningkatan angka kecelakaan, dan kerusakan jalan berat.

Baca Juga:Kredit Usaha Rakyat Bank Sumsel Babel Tembus Rp557 Miliar, UMKM Sumsel Makin Bergeliat

Gubernur Deru menegaskan bahwa dengan rute hauling ini, truk batubara tidak lagi punya alasan melewati jalur umum.

“Rutenya sudah kita siapkan, jalannya dibuat khusus. Tidak boleh lagi ada truk batubara yang berseliweran di jalur masyarakat,” tegasnya.

Dampak Positif: Konektivitas Khusus untuk Logistik Tambang

Selain menghindari kawasan padat penduduk, rute ini diproyeksikan mempercepat waktu tempuh truk tambang hingga 40%. Hal ini juga akan menurunkan biaya logistik, sekaligus meningkatkan efisiensi pengangkutan hasil tambang dari wilayah Merapi.

Dengan rute yang lebih lurus, tanpa hambatan pemukiman dan tanpa lampu merah, kendaraan pengangkut batubara dapat beroperasi lebih cepat, aman, dan tanpa gangguan sosial.

Bupati Lahat Bursa Zarnubi menyebut bahwa proyek ini adalah model percontohan. Jika sukses, rute serupa akan diterapkan di kabupaten lain yang selama ini mengalami persoalan serupa seperti Muara Enim dan Banyuasin.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Tampilkan lebih banyak