Memakai Adidas SL 72 atau Mexico 66 memberi kesan bahwa pemakainya tahu sejarah, punya rasa, dan tidak mudah dibentuk oleh algoritma TikTok.
Dari sudut pandang psikologi identitas, ini adalah bentuk pernyataan gaya yang lebih mendalam: “Aku berbeda, dan aku sadar akan pilihanku.”
5. Memori Kolektif dan Budaya Pop
Tak bisa dilupakan, banyak sepatu retro yang dulu muncul di film, serial TV, dan video musik klasik. Pemakaiannya hari ini bukan cuma gaya, tapi juga bentuk penghormatan budaya pop. Sepatu menjadi medium untuk terhubung dengan masa lalu secara kolektif—fenomena yang menurut psikolog disebut sebagai “cultural memory anchoring.”
Baca Juga:Perang Siluet Retro! Adidas Gazelle vs Onitsuka Tiger, Mana yang Lebih Hype?
Lebih dari Sekadar Gaya, Ini Soal Psikologi Kolektif
Kebangkitan sepatu retro bukan tren kosong. Di baliknya ada lapisan makna—mulai dari kerinduan emosional, pencarian identitas, kebutuhan akan stabilitas, hingga penolakan terhadap budaya konsumtif.
Bagi sebagian, mungkin ini hanya sepatu. Tapi bagi banyak lainnya, ini adalah penghubung emosional antara masa lalu, masa kini, dan siapa diri kita sebenarnya.