SuaraSumsel.id - Anggota DPR RI Komisi XI, Fauzi Amro mengeluarkan pernyataan tegas dan mengajak kepada masyarakat, khususnya para ibu rumah tangga yang sudah terlanjur terjerat pinjaman online (pinjol) ilegal yang meresahkan.
Dalam Kegiatan Edukasi dan Seremonial Sahabat Ibu Cakap Literasi Keuangan Syariah (SiCANTIKS) yang digelar bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel), Fauzi menekankan bahwa emak-emak yang sudah terlanjur terjerat pinjol ilegal tidak perlu membayar utangnya.
Sebaliknya, ia mendorong mereka untuk melaporkan segala bentuk tekanan, ancaman, atau kekerasan yang dilakukan oleh pelaku pinjol ilegal ke pihak kepolisian.
"Ibu-ibu yang sudah terlanjur terjerat dan jadi korban pinjol ilegal jangan takut. Itu tidak sah secara hukum! Jangan dibayar. Laporkan ke polisi jika ada teror atau intimidasi yang meresahkan," tegas Fauzi.
Baca Juga:100.000 Sultan Muda Sumsel Disiapkan, Gerakan Literasi Keuangan Dimulai dari Palembang
Pernyataan tegas Fauzi Amro agar emak-emak yang menjadi korban pinjaman online ilegal tidak perlu membayar hutang dan justru melaporkan tekanan atau kekerasan yang mereka alami, sejalan dengan upaya masif perlindungan konsumen yang tengah digencarkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
OJK terus memperkuat perannya dalam memberikan literasi keuangan yang inklusif melalui program-program edukasi yang menyasar berbagai kelompok masyarakat, termasuk perempuan dan komunitas akar rumput.
Pendekatan berbasis gender ini bertujuan untuk memberdayakan ibu-ibu rumah tangga sebagai manajer keuangan keluarga agar lebih cermat, kritis, dan terhindar dari jebakan produk keuangan ilegal.
Dalam berbagai kesempatan, OJK menekankan bahwa peningkatan pemahaman finansial harus disertai dengan perlindungan yang konkret terhadap hak-hak konsumen, terutama dari praktik pinjol ilegal, investasi bodong, hingga penipuan digital yang kian marak.
Melalui kolaborasi lintas sektor, OJK membangun ekosistem edukasi keuangan yang tidak hanya menyampaikan informasi, tetapi juga mendorong aksi nyata, seperti pendampingan hukum dan pelaporan kasus ke aparat penegak hukum.
Baca Juga:Detik-detik Ambulans Sudah Pakai Sirine tapi Tetap Dihantam, Semua Penumpang Terluka
Upaya ini semakin diperkuat dengan kehadiran Satgas PASTI dan peluncuran Indonesia Anti-Scam Center yang menjadi garda depan dalam membendung praktik kejahatan keuangan digital yang menyasar masyarakat awam.