Harga Cabai Merah, Telur Ayam dan Bensin Turun, Sumsel Alami Deflasi

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) jika deflasi tersebut terjadi sebesar 0,12% dibadingkan bulan lalu, Agustus 2024.

Tasmalinda
Minggu, 06 Oktober 2024 | 15:20 WIB
Harga Cabai Merah, Telur Ayam dan Bensin Turun, Sumsel Alami Deflasi
Pembeli memilih telur ayam ras yang dijual di Pasar Pabaeng-Baeng, Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (30/8/2022). ANTARA FOTO/Arnas Padda

Selain itu, pengendalian inflasi juga didukung dengan komunikasi yang efektif melalui rapat koordinasi rutin TPID Sumsel, publikasi kegiatan pasar murah bersama, dan berbagai kegiatan komunikasi lainnya.

“Upaya 4 K yang dilakukan TPID dalam menjaga stabilitas juga sejalan dengan upaya mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. Ekonomi Sumsel tahun 2024 diprakirakan berada pada kisaran 4,7-5,5% (yoy),” ucapnya.

Sedangkan faktor pendorong pertumbuhan ekonomi bersumber dari aktivitas pemilu dan pilkada, berlangsungnya penyelesaian PSN dan proyek swasta lain, serta cuaca yang relatif lebih stabil sehingga dapat mendorong produktivitas sektor pertanian dan perkebunan.

“Situasi ekonomi turut tercermin dari hasil Survei Konsumen Bank Indonesia pada bulan September 2024 yang mengindikasikan keyakinan konsumen berada dalam zona optimis. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada September 2024 tercatat sebesar 118,61 (indeks > 100). Masyarakat masih optimis bahwa kondisi perekonomian pada 6 bulan ke depan akan tetap kuat,” ucapnya menjelaskan.

Baca Juga:Paslon Herman Deru-Cik Ujang Lapor Dana Kampanye Terbesar di Pilgub Sumsel

Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 17-18 September 2024 sebagai langkah lanjutan untuk memastikan terus berlanjutnya penurunan ekspektasi inflasi ke depan,  memutuskan untuk menurunkan BI-Rate sebesar 25 bps menjadi 6,2500%­­.

Keputusan ini konsisten dengan tetap rendahnya prakiraan inflasi pada tahun 2024 dan 2025 yang terkendali dalam sasaran 2,5±1 persen, penguatan dan stabilitas nilai tukar rupiah, dan perlunya upaya untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi.

“Bank Indonesia ke depan terus mencermati ruang penurunan suku bunga kebijakan sesuai dengan prakiraan inflasi yang tetap rendah, nilai tukar rupiah yang stabil dan cenderung menguat, serta pertumbuhan ekonomi yang perlu terus didorong agar lebih tinggi,” ucapnya.

Kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran juga terus diarahkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Bank Indonesia akan terus memperkuat bauran kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Baca Juga:Bank Indonesia Tegaskan Uang Rp10000 Tahun 2005 Masih Berlaku

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini