- RSUD Lahat mendapat rating 3,2 bintang dari 341 ulasan Google karena pelayanan dinilai lambat dan kurang ramah.
- Sorotan digital menguat pasca insiden perawat IGD nyaris diserang keluarga pasien pada Minggu (21/12/2025).
- Insiden berawal dari miskomunikasi mengenai mekanisme pembiayaan kecelakaan lalu lintas yang memicu emosi keluarga pasien.
SuaraSumsel.id - Sorotan terhadap RSUD Kabupaten Lahat kian menguat. Usai insiden perawat IGD yang nyaris diamuk keluarga pasien, perhatian publik beralih ke rating layanan rumah sakit ini di Google Review. Hingga kini, RSUD Lahat tercatat mengantongi rating 3,2 bintang dari 341 ulasan, dengan deretan komentar bernada kritik pedas.
Sejumlah ulasan terbaru yang muncul memperlihatkan kekecewaan warga. Ada yang menilai pelayanan lambat dan kurang ramah, ada pula yang menyentil komunikasi petugas hingga waktu tunggu pemeriksaan. Beberapa komentar bahkan menyarankan pasien mencari alternatif rumah sakit lain.
Sorotan digital itu muncul berdekatan dengan ketegangan di ruang IGD yang terjadi pada Minggu (21/12/2025). Saat itu, seorang perawat dilaporkan diserang keluarga pasien ketika tengah menyiapkan dokumen rujukan untuk pasien kecelakaan lalu lintas.
Insiden dipicu miskomunikasi soal mekanisme pembiayaan, yang menurut pihak rumah sakit ditanggung Jasa Raharja, bukan BPJS.
Baca Juga:Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
Plt Direktur RSUD Lahat, dr Dina Ekawati, SP PA, sebelumnya menjelaskan bahwa estimasi biaya rujukan bukan ditentukan RSUD Lahat, melainkan rumah sakit tujuan. Petugas IGD, hanya menyampaikan informasi kesiapan rujukan kepada keluarga pasien. Namun, kesalahpahaman di tengah situasi darurat membuat emosi memuncak.
Konteks itulah yang kemudian mengaitkan insiden di lapangan dengan penilaian publik di ruang digital. Banyak warganet menilai, persoalan layanan tidak berhenti pada satu kejadian, melainkan akumulasi pengalaman yang terekam dalam kolom ulasan.
Rating daring kini menjadi indikator kepercayaan. Bagi rumah sakit daerah, tantangannya bukan hanya peningkatan fasilitas dan tenaga medis, tetapi juga komunikasi empatik, kejelasan informasi biaya, serta manajemen emosi di IGD.
Hingga berita ini ditulis, belum ada pernyataan resmi terbaru dari manajemen RSUD Lahat terkait langkah khusus merespons kritik publik di Google Review.
Namun, satu hal jelas: suara warganet telah menjadi alarm—bahwa layanan kesehatan publik dinilai bukan hanya dari hasil medis, tetapi juga dari cara rumah sakit berkomunikasi dan melayani di saat-saat paling genting.
Baca Juga:Dari Sawah ke Pasar Lebih Luas, Tabungan Pesirah Bank Sumsel Babel Dukung Usaha Naik Kelas