- Seorang perawat nyaris diserang keluarga pasien kecelakaan lalu lintas di IGD RSUD Lahat pada Minggu (21/12/2025) pukul 13.00 WIB.
- Ketegangan dipicu miskomunikasi mengenai prosedur pembiayaan dan estimasi biaya rujukan kecelakaan lalu lintas, bukan ditanggung BPJS.
- Peristiwa berhasil diredam petugas keamanan, manajemen menyesalkan insiden tersebut dan menekankan evaluasi untuk keselamatan staf medis.
SuaraSumsel.id - Ketegangan sempat memuncak di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Lahat. Seorang perawat nyaris menjadi korban amuk keluarga pasien, saat tengah menyiapkan dokumen persyaratan rujukan. Insiden ini terjadi di tengah situasi darurat penanganan pasien kecelakaan lalu lintas.
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur RSUD Lahat, dr Dina Ekawati, SP PA, mengungkapkan bahwa kejadian tersebut berlangsung Minggu (21/12/2025) sekitar pukul 13.00 WIB.
Berdasarkan rangkuman keterangan petugas jaga IGD serta rekaman CCTV rumah sakit, peristiwa bermula ketika dua pasien kecelakaan lalu lintas, berinisial AD dan FZ, dibawa ke IGD untuk mendapatkan perawatan medis. “Begitu tiba di IGD, kedua pasien langsung kami tangani sesuai prosedur medis,” ujar dr Dina.
Namun, situasi mulai berubah ketika pihak rumah sakit menjelaskan mekanisme pembiayaan dan rujukan. dr Dina menegaskan, untuk kasus kecelakaan lalu lintas, biaya tidak ditanggung BPJS Kesehatan, melainkan Jasa Raharja, sesuai ketentuan yang berlaku.
Baca Juga:Dari Sawah ke Pasar Lebih Luas, Tabungan Pesirah Bank Sumsel Babel Dukung Usaha Naik Kelas
“Estimasi biaya rujukan itu bukan ditentukan oleh kami, melainkan oleh rumah sakit tujuan. Petugas kami hanya menyampaikan informasi kesiapan rujukan kepada keluarga pasien,” jelasnya.
Setelah dilakukan pembahasan internal, pihak keluarga pasien akhirnya menyetujui estimasi biaya dan memilih RS Fatimah sebagai rumah sakit rujukan. Namun, di tengah proses administrasi itulah miskomunikasi terjadi.
“Entah bagaimana awal pastinya, tiba-tiba terjadi kesalahpahaman. Perawat kami diserang oleh salah satu anggota keluarga pasien, kemudian diikuti oleh keluarga pasien lainnya,” ungkap dr Dina.
Aksi tersebut sempat memicu ketegangan di ruang IGD, sebelum akhirnya berhasil diredam oleh petugas rumah sakit dan pihak keamanan. Tidak ada korban jiwa dalam insiden ini, namun peristiwa tersebut meninggalkan trauma bagi tenaga kesehatan yang sedang bertugas.
Manajemen RSUD Lahat menyesalkan kejadian tersebut dan menegaskan bahwa keselamatan tenaga medis merupakan prioritas. Rumah sakit juga tengah melakukan evaluasi internal serta berkoordinasi dengan pihak terkait untuk mencegah kejadian serupa terulang.
Baca Juga:Ngobrol Santai OJK Sumsel: Pangsa Keuangan Syariah Masih Satu Digit, Ini Tantangannya
Insiden ini kembali menyoroti rentannya posisi tenaga kesehatan di ruang gawat darurat, terutama saat menghadapi keluarga pasien dalam kondisi emosional dan tekanan situasi darurat.