SuaraSumsel.id - Ratusan nelayan Toboali, Bangka Selatan Provinsi Kepualauan Bangka Belitung melanjutkan aksi menolak pertambangan timah. Nelayan yang berasal dari Batu Perahu dan sekitarnya menggelar demonstrasi sampai menginap di kantor Bupati Bangka Selatan, Kamis (25/5/2023).
Ratusan nelayan masih bertahan di halaman Kantor Bupati Bangka Selatan sampai malam hari, karena sang bupati belum menemuinya.
Ketua Nelayan Batu Perahu, Joni Zuhri mengungkapkan masyarakat nelayan Batu Perahu akan terus menolak segala bentuk aktivitas penambangan di wilayah Batu Perahu, Rias, dan sekitarnya.
"Bapak Presiden, Bapak Kapolri, Bapak Panglima TNI, Bapak Menkopulhukam kami mohon tolong kami agar menjadi atensi terhadap polemik pertambangan di Bangka Selatan. Kami warga indonesia, nelayan yang memperjuangkan hak kami," pinta Joni Zuhri.
Baca Juga:Korupsi Dana Hibah KONI Sumsel Rp 37 Miliar, Ketua Cabor Bergantian Diperiksa Kejati
"Hari ini kami merasa daerah kami seperti daerah operasi militer dengan banyaknya aparat," sambungnya.
Situasi di Batu Perahu memanas dalam dua hari terakhir. Nelayan Batu Perahu berkomitmen menolak keras terhadap tambang timah di perairan Batu dan sekitarnya
Pada Tahun 2014 silam, nelayan setempat menggelar aksi besar-besaran dan mengusir Kapal Isap Produksi (KIP) milik swasta yang mencoba menambang di perairan setempat.
Melansir wowbabel.com-jaringan Suara.com, tak berhenti di situ setiap ada rencana penambangan, nelayan bersama masyarakat kompak menggelar aksi penolakan secara besar-besaran. Alhasil, nelayan berhasil menggagalkan rencana penambangan oleh perusahaan Rosario de Marshall atau yang lebih dikenal sebagai Hercules.
Baca Juga:Kepala Daerah di Sumsel Mulai Mundur dari Jabatan Karena Daftar Caleg, Incar Kursi DPR