Candi Bumi Ayu di Sumsel, Akses Wisatawan Gratis dengan Syarat dan Pengawasan

Sumsel juga memiliki beberapa peninggalan candi bersejarah, di antaranya candi Bumi Ayu yang usianya lebih tua dibandingkan candi Borobudur.

Tasmalinda
Kamis, 09 Juni 2022 | 12:29 WIB
Candi Bumi Ayu di Sumsel, Akses Wisatawan Gratis dengan Syarat dan Pengawasan
Candi Bumi Ayu [Facebook]

Kawasan candi yang juga dilengkapi ruang koleksi tersebut, mengharuskan pengunjung ditemani dengan petugas. Hal ini juga menjadi bagian dari pengawasan terhadap pengunjung yang datang dan masuk ke ruang koleksi.

"Ada petugas yang jaga, tamu yang masuk ditemani memutar kawasan candi dan ruang koleksi," sambung ia.

Selain itu, terdapat syarat yang diwajibkan bagi pengunjung, yakni tidak diperkenankan untuk memegang koleksi candi dengan tangan langsung.

Larangan tersebur agar koleksi candi tetap terjaga dengan baik, mengingat tidak jenis tangan pengunjung bersih dari kandungan yang dapat merusak stuktur candi tersebut. "Koleksi  tidak boleh dipegang, untuk koleksi-koleksi tertentu. Foto boleh, tapi tidak boleh disentuh, hanya bisa dilihat dan didokumentasikan," ujarnya.

Baca Juga:7 Kabupaten di Sumsel Ditetapkan Wilayah Rawan Karhutla Pada Tahun Ini

Candi Bumi Ayu juga kini tengah diajukan sebagai cagar budaya tingkat nasional. Langkah ini dilakukan Pemerintah kabupaten guna menjadikan candi Bumi Ayu sebagai perhatian lebih banyak pihak dan lebih luas.

"Misalnya nanti, bisa juga berbagai upaya dan program pelestarian lebih banyak bisa dilaksanakan di candi ini. Kami pun berharap, perhatian pemerintah pusat bisa juga pada candi-candi seperti candi Bumi Ayu," ujar Kartika.

Untuk lebih mengenalkan nilai sejarah dan wisata di kawasan Candi Bumi Ayu, banyak kegiatan wisata yang dilakukan di kawasan tersebut. Misalnya akhir pekan nanti akan dilakukan pemilihan duta wisata kabupaten Pali di kawasan candi Bumi Ayu.

Meski jumlahnya tak sebanyak candi yang ada di Muara Dua, Provinsi Jambi. Namun Candi Bumiayu termasuk jenis candi unik karena mempunyai bentuk sudut bangunan dengan hiasan makhluk Ghana dari terakota, dan memiliki kemuncak bangunan berbentuk seperti lingga, antefiks, serta sebuah arca tanpa kepala.

Kemudian letaknya yang strategis dikelilingi tiga sungai batanghari, yakni batanghari Tebat Jambu, Lubuk Panjang, dan Piabung (Tebat Siku) menjadikan kawasan cagar budaya Candi Bumi Ayu sebagai pusat perdagangan dan transportasi pada masa Kerajaan Sriwijaya masih berkuasa.

Baca Juga:Cuaca Hari Ini, 9 Juni 2022: Sumsel Hujan Sedang dan Lebat Hingga Malam Hari

Candi Bumi Ayu

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini