Fenomena Pindah Partai Seperti Wawako Palembang Fitrianti Agustinda, Pengamat: Pilihan Ideologi atau Kekuasaan?

Fenomena pindah partai menjelang Pemilihan Umum atau Pemilu dinilai hal wajar pada mode politik Indonesia saat ini.

Tasmalinda
Sabtu, 09 April 2022 | 12:05 WIB
Fenomena Pindah Partai Seperti Wawako Palembang Fitrianti Agustinda, Pengamat: Pilihan Ideologi atau Kekuasaan?
Wakil Wali Kota (Wawako) Palembang, Fitrianti Agustinda [Suara.com/Melati Putri Arsika]

SuaraSumsel.id - Politikus meninggalkan partai hingga pindah ke partai politik lain, seperti yang dilakukan Wakil Walikota Palembang Fitrianti Agustinda akhir Maret lalu dianggap sebagai hal wajar pada model politik Indonesia saat ini.

Hal tersebut disampaikan Pengamat Politik Sumatera Selatan atau Sumsel, Adrian Saptawan. Ia berpendapat pindah haluan politik memiliki alasan yang kuat, baik yang berhubungan erat dengan ideologi diri politikus tersebut dan tujuan lainnya."Kalau melihat dari model politik Indonesia sekarang itu hal yang wajar-wajar saja. Ini ada hubungannya dengan ideologi individu masing-masing, bukan Ideologi partai," ujarnya saat dihubungi Suara.com, Kamis (7/4/2022).

Setiap partai politik, memiliki ideologi masing-masing yang membuat politikus memilih ideologi yang sesuai dengan prinsipnya dalam menjalankan kerja politik.

"Partai itu mempunyai aturan masing-masing yang mungkin dianggap mereka (politikus) tidak mendukung dari niat mereka sehingga pindah lagi. Jadi ideologinya, ideologi instan," paparnya.

Baca Juga:Lima Jam Demonstrasi, DPRD Sumsel Terima dan Janji Teruskan Tuntutan Mahasiswa Aliansi BEM Se-Sumsel

"Kalau ideologinya yang seperti idealisme (kuat), saya rasa tidak semudah itu untuk pindah. Ini tidak terlepas dari suasana atmosfir politik indonesia saat ini," lanjutnya.

Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sriwijaya ini juga mengatakan saat ini orang-orang banyak yang berpolitik instan dengan tujuan tertentu.

"Ya, itu tadi banyak yang pindah-pindah. Mereka hanya fokus pada kekuasaan. Sedangkan partai politik itu mengandung idealisme," tambahnya.

Menurut Adrian, idealisme partai politik berfokus pada cita-cita masyarakat dan keinginan memperbaiki situasi negara ke masa lebih baik.

Dari tujuan tersebut, secara garis besar, partai politik Indonesia terbagi menjadi dua kelompok.

Baca Juga:DPRD Sumsel Dihadiahi Kain Kafan dan Nisan, Mahasiswa Aliansi BEM Se-Sumsel Ajak Menolak Jokowi Tiga Periode

Ada yang partai massa dan partai kader. "Partai massa inilah yang bersifat instan, karena kekuatannya hanya pada jumlah anggota. Meskipun ada idealisme tetapi mereka mengutamakan keanggotaan. Di sinilah banyak orang yang di dalamnya berpindah-pindah. Hanya karena mengandalkan suara," jelasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak