Partai kader, Adrian menyampaikan, ia akan fokus yang dilakukan tidak hanya berkutat pada anggota, tetapi lebih mengutamakan kualitas ideologi dan pengabdian kepada bangsa bukan terhadap kekuasaan.
"Itu bedanya. Partai massa itu menekankan pada kekuasaan, sementara urusan yang lain kemudian. Kalau yang kader, ideologi kualitas kadernya dulu, baru kekuasaan nomer dua. Ini ciri khas partai di Indonesia sekarang," imbuhnya.
"Partai massa itu pada kuantitas, banyaknya anggota. Seandainya anggotanya dikit, mereka pindah, seandainya ada potensi partai yang banyak mendapatkan kekuasaan mereka masuk ke situ," sambungnya.
Sehingga, pilihan politikus yang meninggalkan dan pindah ke partai lain tergantung tujuannya, apakah untuk mendapatkan kekuasaan atau ingin memperjuangan idealisme dan cita-cita kemajuan bangsa.
"Kalau dia melihatnya sebagai suatu alat untuk mendapatkan kekuasaan, tentunya dia mencari partai yang bisa mendapatkan kekuasaan. Tetapi kalau dia kader, dia menekankan pada partai yang bisa menyampaikan aspirasi mereka secara kualitas," tegasnya.
Baca Juga:Lima Jam Demonstrasi, DPRD Sumsel Terima dan Janji Teruskan Tuntutan Mahasiswa Aliansi BEM Se-Sumsel
"Tapi, pada akhirnya ini memang tentang kekuasaan semua. Tetapi berbeda, yang satu menekankan asal dapat saja atau instan. Sementara satu lagi berdasarkan kualitas. Kembali juga dengan orangnya, apakah ia masuk partai politik itu ingin berkuasa ataukah ingin mengabdi," bebernya.
Kontributor: Melati Putri Arsika