Situasi Masih Pandemi, Tarekat Naqsabandiyah Rejang Lebong Tiadakan Suluk Ramadhan

Pelaksanaan zikir bersama atau suluk selama bulan puasa Ramadhan ditiadakan karena masih pandemi COVID-19.

Tasmalinda
Jum'at, 01 April 2022 | 21:18 WIB
Situasi Masih Pandemi, Tarekat Naqsabandiyah Rejang Lebong Tiadakan Suluk Ramadhan
Ilustrasi Ramadhan. Situasi Masih Pandemi, Tarikat Naqsbandiyah Rejang Lebong Tiadakan Suluk Ramadhan [Pexels]

SuaraSumsel.id - Pengurus pusat pengajian ilmu tasauf Tarikat Naqsabandiyah Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, menyatakan pelaksanaan zikir bersama atau suluk selama bulan puasa Ramadhan ditiadakan karena masih pandemi COVID-19.

Wakil Ketua Umum Tarikat Naqsabandiyah Kabupaten Rejang Lebong, M Eddy Rusman di Rejang Lebong, Jumat, mengatakan, kegiatan Suluk Ramadhan tersebut ialah zikir bersama yang dilaksanakan setiap bulan Ramadhan dengan dihadiri jamaah dari seluruh Tanah Air, bahkan sempat juga diikuti oleh jamaah dari Malaysia dan Singapura.

"Tahun ini belum ada perintah untuk melaksanakannya baik dari pengajian maupun guru besar kita, karena konteksnya dengan pemerintah yang saat ini belum mencabut larangan pemberian izin keramaian terkait COVID-19. Kalau itu sudah dicabut mungkin bisa kita laksanakan lagi," kata dia.

Kegiatan Suluk Ramadhan yang biasanya dilaksanakan di gedung pelatihan rohani Tarikat Naqsabandiyah di Desa Suka Datang, Kecamatan Curup Utara itu tidak mereka laksanakan sejak 2020, saat adanya penyebaran COVID-19 di berbagai daerah di Indonesia.

Baca Juga:PLN di Sumsel Diingatkan agar Tak Ada Pemadaman Saat Ramadhan, Umat Muslim Ingin Khusyuk Beribadah

Peniadaan suluk ini, kata dia, bukan hanya dilakukan di pengurus pusat pengajian ilmu tasauf Tarikat Naqsabandiyah yang berada di Kabupaten Rejang Lebong tetapi di cabang-cabang lainnya yang ada di dua kabupaten lainnya di Provinsi Bengkulu, yakni Kaur dan Mukomuko, Jambi serta di Dharmasraya, Sumbar.

Suluk Ramadhan biasanya dilaksanakan dua gelombang, yakni gelombang pertama khusus jamaah dari berbagai daerah di Tanah Air yang dilaksanakan 10 hari pertama bulan Ramadhan dengan jumlah peserta 500-700 orang.

Gelombang kedua khusus jamaah lokal yang berasal dari Provinsi Bengkulu maupun daerah terdekat di Provinsi Sumsel, dengan jumlah yang mengikutinya lebih sedikit dari gelombang pertama.

Dia menambahkan, sejauh ini perkembangan jamaah Tarikat Naqsabandiyah di bawah asuhan Syech M Rasyid Syahfandi yang mereka panggil dengan sebutan buya ini terus berkembang dengan jumlah keseluruhan mencapai 150.000 anggota, sedangkan di wilayah Rejang Lebong terdapat ribuan anggota. (ANTARA)

Baca Juga:Pemantauan Hilal 1 Ramadhan 1443 H di Sumsel Berlangsung Sore Ini, Di Gedung UIN Raden Fatah Palembang

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini