SuaraSumsel.id - Mahasiswa yang mengatasnamakan Aliansi Mahasiswa Jambi melakukan aksi unjuk rasa di depan Kantor Gubernur Provinsi Jambi, Selasa (22/3).
Mereka menuntut ketersediaan dan stabilitas harga minyak goreng menuntut persoalan pembangunan pengentasan kemiskinan di daerah terisolir serta Penolakan terhadap pertambangan emas tanpa izin atau PETI.
"Kami hadir menyuarakan apa yang dirasakan masyarakat, penegak hukum dan pemerintah harus tangani aksi PETI yang sudah puluhan tahun tapi tak di basmi ,padahal aktivitas ini merusak lingkungan, mencemari lingkungan dan mengganggu ekosistem serta kesehatan masyarakat, " kata Rio salah seorang koordinatir lapangan aksi.
Mereka juga menuntut, ketersediaan dan stabilitas harga minyak goreng di Provinsi Jambi.
Baca Juga:Deklarasi Dukung Ganjar Pranowo Jadi Presiden 2024, Santri di Sumsel: Pak Ganjar, Laju Nian 2024
"Daerah kita menjadi produksi minyak paling besar, tapi malah harga minyak semakin mahal," tambahnya.
Gubernur Jambi Al Haris mengungkapkan, Pemerintah telah bekerja untuk mengantisipasi permasalahan ekonomi masyarakat ini.
“ Mereka demo minyak goreng dan pemerintah sudah bekerja mengantisipasinya sedangkan PETI , kita sudah kirimkan surat ke Kementerian ESDM, untuk mereka mengizinkan tambang rakyat dan terakhir kita cek sudah di Biro Hukum Kementerian sehingga jika sudah tambang rakyat prosesnya lebih mudah untuk pemerintah mengambil langkah, “ kata Al Haris.
“ Kita tetap mengacu pemerintah pusat kecuali daerah yang mungkin dari Kabupaten kota ada ongkos atau daerah terisolir namun dipesan rasional dengan tidak membebankan masyarakat, “ katanya .
Dalam kesempatan itu Gubernur Jambi menyempatkan diri menemui pengunjuk rasa.
Baca Juga:Santri di Wilayah Sumsel Bagi-bagi Sembako ke Masyarakat Sambil Deklarasi Dukung Ganjar