Bela Santri Tutup Kuping saat Ada Musik, Yenny Wahid: Menghafal Quran Tak Mudah

Beredar video yang memperlihatkan santri tahfiz tutup telinga saat dengan musik, dinilai Yenny Wahid.

Tasmalinda
Rabu, 15 September 2021 | 13:57 WIB
Bela Santri Tutup Kuping saat Ada Musik, Yenny Wahid: Menghafal Quran Tak Mudah
Yenny Wahid. [Suara.com/M. Yasir] Yenny membela santri yang menutup telinga saat mendengar lagu.

SuaraSumsel.id - Sebuah video yang mempelihatkan anak-anak santri menutup telinga saat mendengar musik barat dikomentari oleh Yenny Wahid. Putri mantan Presiden Abdurrahman Wahid ini menilai tidak mudah menjadi penghafal Alquran.

Pada media sosial instagramnnya, Yenny Wahid pun menuliskan pendapatnya menanggapi video yang beredar tersebut. Diungkapkannya, para santri yang menutup telinga saat mendengar musik barat itu ialah para tahfidz. 

Mereka ialah penghapal alquran. Meski banyak yang mengkritik aksi mereka, Yenni mengatakan mereka bukan radikal.

Catatan Yenny, ia senang jika para guru mengatur santri agar mau divaksin."Dengan divaksin, mereka bukan saja melindungi dirinya tetapi juga orang-orang di sekelilingnya dari ancaman COVID-19," kata ia.

Baca Juga:Nelayan Sumsel Diminta Waspada saat Melaut, Cuaca Memburuk

Selain itu, cacatan lainnya, Yenny mengungkapkan jika menghapal Alquran ialah bukan pekerjaan yang mudah.

Unggahan Yenni Wahid soal santri tutup kuping dengar lagu barat [instagram]
Unggahan Yenni Wahid soal santri tutup kuping dengar lagu barat [instagram]

Yenny mencontohkan teman baiknya, Gus Fatir dari pensantren Alkenaniyah yang belajar menghapal Alquran sejak usia 5 tahun.

Gus Fatir membutuhkan suasana yang tenang dan hening agar bisa berkonsentrasi saat menghapal Alquran.

Sehingga jika anak-anak satri yang oleh gurunya diprioritasnya fokus pada hapalan Alquran, maka diminta untuk tidak mendengarkan musik.

"Menghafal Quran bukan pekerjaan yang mudah. kawan baik saya, Gus Fatir dari pesantren @ponpespi_alkenaniyah belajar menghafal AlQuran sejak usia 5 th. Beliau mengatakan bahwa memang dibutuhkan suasana tenang dan hening agar lebih bisa berkonsentrasi dalam upaya menghafal Quran. Jadi kalau anak-anak ini oleh gurunya diprioritaskan untuk fokus pada penghafalan Quran dan diminta untuk tidak mendengar musik" tulis Yenny.

Baca Juga:Pupuk NPK Mutiara Palsu Beredar di Sumsel, Polisi Sita 700 Sak

Santri tutup telinga [instagram]
Santri tutup telinga [instagram]

Mantan komisaris PT. Garuda Indonesia menekankan jika perilaku yang dilakukan santri tersebut bukan indikator jika para santri sudah termasuk kelompok radikal.

Yenny pun mengajak pengikut media sosialnya agar lebih proposional dalam menilai orang lain. Ia pun berharap agar pengikutnya tidak mudah memberi cap seseorang radikal atau seorang yang kafir serta cap identitas lainnya.

"Yuk kita lebih proporsional dalam menilai orang lain. Janganlah kita dengan gampang memberi cap seseorang itu radikal, seseorang itu kafir dan lain-lain," sambung Yenny.

Menyematkan label pada orang lain, kata Yenni hanya akan membuat masyarakat Indonesia terpecah belah.

Ia kembali mengajak agar pengikutnya belajar saling mengerti antara satu sama lainnya dengan dimulai untuk memahami dan menerima bahwa nilai yang dianut tidak perlu sama agar bisa bersatu sebagai bangsa Indonesia.

"Menyematkan label pada orang lain hanya akan membuat masyarakat terbelah. Mari kita belajar untuk lebih saling mengerti satu sama lain, dan itu bisa dimulai dengan memahami dan menerima bahwa nilai yang kita anut tidak perlu sama untuk bisa tetap bersatu sebagai bangsa Indonesia" tulis Yenny.

Yenny menyampaikan salam buat para santri tahfiz agar tetap istiqomah dan semangat menghafal alquran.

"Buat adik-adik ma'had tahfidz, semangat terus ya dalam upaya menghafal Al Quran. Semoga Allah SWT memberikan barokah berlimpah untuk kalian semua," pungkas Yenny.

Pernyataan ini pun disematkan pada akun media sosial Hendropriyono.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini