Kisah Pilu Nenek Nurma, Penyapu Jalan Tewas Ditabrak Lari di Jembatan Ampera

Petugas di Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) kota Palembang, Nenek Nurma tewas usai ditabrak lari di jembatan Ampera.

Tasmalinda
Kamis, 26 Agustus 2021 | 12:51 WIB
Kisah Pilu Nenek Nurma, Penyapu Jalan Tewas Ditabrak Lari di Jembatan Ampera
badan jalan jembatan Ampera [Suara.com/Rio Adi Pratama] seorang petugas penyapu jalan, nenek Nurma ditemukan tewas di badan jembatan Ampera.

SuaraSumsel.id - Suasana duka masih menyelimuti rumah di Kelurahan Karang Anyar Kecamatan Gandus, Palembang Sumatera Selatan. Keluarga di rumah tersebut masih berduka atas peristiwa yang menimpa nenek Nurma (60), seorang penyapu jalan yang bekerja di Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Palembang.

Ia ditemukan tewas diduga menjadi korban tabrak lari di atas jembatan Ampera. Nenek Nurma pada Selasa (24/8/2021) sekira pukul 08.00 WIB, ditemukan tewas dengan badan penuh luka. Pendarahannya parah, mesti sudah mendapatkan perawatan medis di RSUP Muhammad Husein Palembang.

Ia tidak terselamatkan. Bahkan, foto-foto nenek Nurma yang ditemukan dalam kondisi pendarahan parah di bagian kepala pun beredar di media sosial. Nenek Nurma menjadi viral kemarin.

Askadit (33) putra ketiga Nurma saat ditemui di kediamannya, mengungkapkan tidak mengetahui persis kejadianya seperti kecelakaan yang dialami nenek Nurma. Ia hanya diberitahu setelah nenek Nurma sudah tidak bisa terselematkan.

Baca Juga:Kapolda Sumsel Diganti, Kasus Anak Akidi Tio Berlanjut?

"Kalau kejadian tidak tau percis gimana tapi teman-teman ibu menjadi korban lakalantas, saat dirawat RSMH ibu tidak banyak bicara karena keadaannya parah. Sadar tapi seperti orang linglung mukin karena benturan di kepalanya," katanya Kamis (26/8/21).

Anak nenek Nurma [Andika/Suara.com]
Anak nenek Nurma, Askadit [Andika/Suara.com]

Nenek Nurma sudah 28 tahun bekerja sebagai penyapu jalan di Kota Palembang. Sepengetahuan anaknya, selama bekerja, ia pun tidak pernah mengalami kecelakaan hingga seperti peristiwa yang merenggut nyawanya tersebut.

"Selama bekerja kebersihan setahu saya ia tidak pernah mengalami kecelakaan, kali ini kami sangat terpukul atas kejadian ini apalagi si penabrak lari begituh saja. Almarhumah meninggal anak tiga dan 10 cucunya," ungkapnya.

Di ingatan sang anak, nenek Nurma ialah pekerja keras. Ia bukan hanya bekerja sebagai penyapu jalan, berbagai pekerjaan yang tergolong berat juga dilakoninya untuk keluarga.

Misalnya nenek Nurma, juga bekerja sebagai penjual minuman dingin di pasar 16 Ilir. "Kalau sudah menyapu pagi, ibu saya langsung berjualan di pasar 16 Ilir. Sore harinya, lanjut nyapuh di Ampera. Sebegitu runitas sehari-hari," ujarnya.

Baca Juga:Profil Irjen Pol Toni Harmanto, Kapolda Sumbar yang Kini Jadi Kapolda Sumsel

Pihak keluarga sangat berharap agar penegak hukum segera enangkap pelaku penabrakan tersebut.

Kepala UPTD DLHK Kecamatan Kecamatan IT I Palembang, Iwan Kurniawan mengungkapkan peristiwa itu terjadi saat nenek Nurma menyapu jalan di bagian atas Jembatan Ampera. Tepatnya, di sisi kiri jalan dari arah Jakabaring menuju ke Masjid Agung.

"Menurut saksi, korban ditemukan setelah tergeletak di pinggir trotoar dan tidak melihat apa penyebab korban sudah tergeletak," ungkap Iwan saat ditemui di Gedung Lantas Polrestabes Palembang, Rabu (25/8/2021).

Iwan pun mengungkapkan, jika tidak mengetahui detail penyebab korban tergeletak di sisi jalan tersebut. "Apakah ditabrak dan langsung terjatuh, atau terjatuh lalu kena tabrak. Hari ini kita membuat laporan kepolisian, supaya mengetahui kronologis nya seperti apa," tutur ia.

Setelah kejadian, nenek Nurma sempat dibawa ke RS Benteng dan dirujuk ke RSMH Palembang.

"Masuk rumah sakit sekira pukul 09.00 WIB dan setelah dirawat diruang IGD akhirnya mendapat kabar sekitar pukul 02.30 WIB meninggal dunia," jelas Iwan.

Adapun berdasarkan pemeriksaan medis, nenek Nurma mengalami memar pada pipi, lecet pergelangan tangan, bahu, dan luka berat di bagian belakang kepala.

Ilustrasi kecelakaan. [Suara.com/Eko Faizin]
Ilustrasi kecelakaan. [Suara.com/Eko Faizin]

"Korban yang bekerja di DLHK Kota Palembang dicover BPJS Ketenagakerjaan. Kita bantu klaim asuransi, ada santunan dari Kepala Dinas LHK, dari UPTD dan sumbangan rekan-rekan yang lain. Korban sendiri sudah bekerja dan mengabdi sejak tahun 1993 sampai sekarang," terang Iwan.

Keterangan senada diungkapkan saksi Husna (58) yang merupakan teman korban mengungkapkan jika sedang menyapu, menemukan korban sudah tergeletak. "Tetapi tidak tahu persis kejadian, korban sudah tergeletak. Apakah karena ditabrak mobil atau motor saya tidak tahu," ungkap ia.

Direktur Lalu Lintas Polda Sumsel Kombes Pol Cornelis Ferdinand Hotman Sirait mengatakan atas penyelidikan kasus ini, anggota sudah melakukan olah tempat kejadian perkara sekaligus memanggil saksi-saksi.

"Berusaha mencari kendaraan yang diduga menabrak korban, melacak melalui CCTV yang ada di sekitar tempat kejadian perkara (TKP). Dugaan sementara, memang korban tabrak lari oleh kendaraan," bebernya.

Kontributor : Andika

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini