Harga Pangan Turun, Daya Beli Masyarakat di Palembang Masih Rendah

Penurunan daya beli ini dikeluhkan sejumlah pedagang pasar tradisional Palembang, Sumatera Selatan.

Wakos Reza Gautama
Senin, 26 Juli 2021 | 12:39 WIB
Harga Pangan Turun, Daya Beli Masyarakat di Palembang Masih Rendah
Pedagang ikan gabus di Pasar Perumnas Palembang, Senin (26/7/2021). Pedagang mengeluhkan daya beli masyarakat turun padahal harga sudah turun. [ANTARA]

SuaraSumsel.id - Daya beli masyarakat di Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel), menurun di masa penerapan PPKM. 

Penurunan daya beli ini dikeluhkan sejumlah pedagang pasar tradisional Palembang, Sumatera Selatan.

Turunnya daya beli masyarakat ini berimbas pada kehidupan ekonomi para pedagang pasar tradisional Palembang.

Rohim, pedagang ikan gabus di Pasar Perumnas Palembang, mengatakan, walau harga sudah turun jika dibandingkan Idul Adha (20/7/2021) lalu tapi tetap saja sepi pembeli.

Baca Juga:Kedai Kopi Pasang Spanduk Kritik PPKM, Minta Biaya Ditanggung Pemerintah

Harga ikan gabus segar sudah di harga rendah Rp40.000/Kg dari biasanya Rp55.000/Kg tapi tetap saja pemasukan tidak sesuai dengan modal yang dikeluarkannya.

“Pernah saya termakan modal sendiri, ya artinya rugi. Mau bagaimana lagi, pasar sepi, banyak pedagang dibandingkan pembelinya,” kata Rohim, Senin (26/7/2021) dilansir dari ANTARA.

Senada, Ali, pedagang tahu dan tempe di pasar tersebut juga mengeluhkan penurunan daya beli masyarakat ini yang sangat terasa setelah perayaan Idul Adha.

“Saya terpaksa buang tempe dan tahu ini, karena sudah busuk, tak ada yang beli,” kata Ali.

Menurut pedagang ini penurunan daya beli disebabkan penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang membuat masyarakat banyak beraktivitas di rumah.

Baca Juga:Abai Prokes, Warga Beraktivitas di Pasar Tradisional Bandar Lampung Tidak Pakai Masker

Berdasarkan pantauan Antara, harga sejumlah kebutuhan masyarakat bergerak turun dibandingkan sepekan lalu.

Di antaranya, ayam potong dari Rp27.000/Kg menjadi Rp24.000/Kg dan ikan segar yakni ikan patin dari Rp25.000/Kg menjadi Rp22.000/Kg, ikan nila Rp28.000/Kg menjadi Rp25.000/Kg, ikan gurami Rp40.000/Kg menjadi Rp35.000/Kg.

Sementara untuk sayuran relatif stabil, cabai merah Rp20.000/Kg, bawang putih Rp28.000/Kg, bawang merah Rp35.000/Kg, wortel Rp8.000/Kg, wortel impor Rp12.000/Kg, kentang Rp14.000/Kg dan tomat Rp12.000/Kg.

Bank Indonesia Perwakilan Sumatera Selatan menilai mulai terjadi pelemahan daya beli karena dipengaruhi sejumlah faktor, diantaranya penerapan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat.

“Iya, dari sisi permintaan saat ini masih melemah,” kata Kepala BI Perwakilan Sumatera Selatan Hari Widodo.

Sebelumnya, Bank Indonesia selaku Ketua Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) mengingatkan para pemangku kepentingan di Sumsel untuk fokus pada ketersediaan logistik selama masa PPKM tahap pertama, 14-20 Juli 2021.

Ini penting untuk menjaga agar tidak terjadi kelangkaan bahan pokok, yang dikhawatirkan akan berimbas pada kenaikan harga. Ternyata, selama periode tersebut, BI memantau pasokan bahan kebutuhan pokok terbilang terpenuhi di Sumsel.

Namun, fakta di lapangan yang didapati menunjukkan harga-harga mulai bergerak turun, di antaranya ayam potong.

“Tentunya inflasi yang rendah ini tidak bagus untuk perekonomian. Oleh karena itu, semua pihak harus mendorong dari sisi ekonomi,” kata dia.

Provinsi Sumatera Selatan mengalami deflasi pada Juni 2021 senilai 0,01 persen dipicu oleh penurunan harga cabai merah, bawang merah angkutan udara, beras, dan daging ayam ras.

Sementara kondisi pada Juli 2021, BPS akan merilis hasil pendataannya pada awal Agustus 2021, untuk mengetahui apakah Sumsel mengalami inflasi atau deflasi. (ANTARA)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini