Dalam pengakuannya di hadapan polisi, ia mengaku emosi mengetahui tangan anaknya berdarah. Ia emosi tangan anaknya berdarah, usai infus dicabut oleh korban perawat tersebut.
Emosi yang diakui sesaat itupun akhirnya yang menyulut peristiwa penganiayaan terhadap perawat RS Siloam Palembang. Ia pun mengaku perilaku dan tindakannya yang dilakukan salah.
Di hadapan polisi, pria pelaku penganiayaan ini pun hanya mampu menunduk malu dan mengakui perbuatannya.
5. Meminta Maaf
Baca Juga:Para Mantan Napi Terorisme Datangi Kapolda Sumsel, Ini Penyebabnya
Di hadapan penyidik, pelaku pun mengakui kesalahannya dan berusaha meminta maaf kepada korban, keluarga korban, manajemen rumah sakit dan sejawat perawat dan pasien lainnya.
Atas tindakan arogansi dan penganiayaan pelaku mengakibatkan korban hingga membuat situasi rumah sakit menjadi mencekam dan tidak nyaman bagi perawat dan pasien lainnya. Permohonan maaf ini pun sempat terucap di hadapan media yang mewawancarainya.
Dikatakan Kapolrestabes Palembang, Kombes Pol Irvan Prawira Satyaputra, pelaku tersulut karena lelah dan emosi sesaat.
"Melihat anak menangis dan mengeluarkan darah yang membuat si pelaku pun emosi, terjadilah penganiayaan yang dilakukan terhadap terhadap perawat RS Siloam," tegas ia.
Baca Juga:Aset Tersangka Korupsi Masjid Raya Sriwijaya Disita Kejati Sumsel