SuaraSumsel.id - Peristiwa penganiayaan yang dialami perawat RS Siloam Palembang masih dalam penyelidikan pihak kepolisian. Belakang, diketahui jika pria yang sempat mengaku sebagai aparat polisi ternyata bukan anggota Polri.
Dalam video yang beredar di media sosial tersebut nampak seorang pria dengan menggunakan kaos merah memukul, menjabak rambut hingga mendorong perawat ke lantai. Kronologis pria mengaku aparat, pukul dan jambak perawat tersebut dibeberkan Direktur Keperawatan Rumah Sakit Siloam Sriwijaya, Tata.
Ia mengungkapkan kronologis bermula sekitar pukul 11.00 Wib, pasien seorang anak berusia dua tahun yang sudah diperbolehkan pulang dari perawatanya.
Saat itu pasien hendak dibuka saluran infusnya. Perawat yang pagi itu berjaga ialah korban penganiayaan, Christina, 27. Lalu, Cristina berhasil membuka infus dan menutupnya dengan perban luka.
Baca Juga:Aset Tersangka Korupsi Masjid Raya Sriwijaya Disita Kejati Sumsel
Setelah itu, diduga perban luka itu lepas gegara pasien anak yang aktif. Bekas infus itu pun mengeluarkan darah dan hal tersebut langsung dilaporkan kepada perawat.
Mengetahui hal tersebut, perawat lalu mengganti dengan perban yang baru.
"Pelepasan infus sudah sesuai SOP yang ada, namun mungkin usia anak masih 2 tahunan dan gerakannya terlalu lincah, perban terlepas dan mengeluarkan darah. Perban sudah diganti," ungkap Tata, ketika dikonfirmasi, Jumat (16/4/2021).
Saat itu, pelaku belum tiba di rumah sakit.
Saat penggantian ulang perban akibat pelepasan infus itu, Kepala Ruangan RS Siloam Sriwijaya mendatangi ibu pasien dan meminta maaf atas kejadian tersebut.
Baca Juga:Mantan Gubernur Sumsel Alex Noerdin Kembali Mangkir Panggilan Kejati
"Sekitar jam dua siang, ayah pasien " katanya.
- 1
- 2