SuaraSumsel.id - Menjelang bulan Ramadan, ekonomi Sumsel tengah mengalami inflasi. Karena itu, Bank Indonesia sebagai Ketua Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) mengharapkan harga sembako masih tetap terjangkau.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan Hari Widodo mengatakan lonjakan permintaan diperkirakan tetap terjadi meski secara volume tidak sebanyak tahun-tahun sebelumnya.
Dilansir dari ANTARA, Senin (4/4/2021), kondisi ini disebabkan karena masih berlangsungnya pandemi COVID-19 dan adanya larangan mudik dari pemerintah.
"Dalam rapat terakhir TPID, kami sudah saling berkoordinasi terutama dengan instansi pemerintah terkait bagaimana memastikan stok pangan ini tersedia," kata Hari yang dijumpai di acara Festival Ekonomi dan Keuangan Digital 2021.
Baca Juga:Polisi Sita 25 Ton Minyak Ilegal di Lintas Sumatera Jambi-Palembang
Ia mengatakan BI selaku Ketua TPID mengingatkan hal itu lantaran Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) dipastikan akan berdampak pada kenaikan permintaan.
Walau saat ini Sumsel sedang diliputi inflasi, BI berharap harga kebutuhan pokok tetap terjangkau di masyarakat.
Berdasarkan laporan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemprov Sumsel diketahui sudah dilakukan langkah-langkah antisipasi untuk memastikan saat Ramadhan dan Lebaran tidak terjadi lonjakan harga.
"Selain itu, pemerintah juga menyatakan siap untuk operasi pasar dan menggelar pasar murah jika memang dibutuhkan," kata dia.
Provinsi Sumatera Selatan mengalami inflasi sebesar 0,15 persen pada Maret 2021 karena kenaikan harga bawang merah, daging ayam hingga sewa rumah.
Baca Juga:Bernostalgia, Kedai Teh di Palembang ini Hadirkan Suasana Tahun 90 an
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumsel Endang Tri Wahyuningsih mengatakan hampir semua kelompok komoditas di Kota Palembang mengalami inflasi, sementara di Kota Lubuk Linggau tercatat mengalami deflasi.
“Inflasi Sumsel pada Maret 2021 ini cukup tinggi lantaran adanya kenaikan harga rata-rata pada beberapa komoditas yang kami pantau,” kata dia.
Selain harga bawang merah yang sebesar 16,19 persen, kenaikan juga terjadi pada komoditas makanan lainnya, seperti daging ayam ras dan telur ayam ras.
Inflasi Maret juga dipicu terjadinya kenaikan harga rata-rata untuk obat dengan resep dokter. Komoditas tersebut masuk dalam kelompok kesehatan.