SuaraSumsel.id - Megaproyek Jalan Tol Trans Sumatera (JJTS) terus melesat, meski pandemi telah menggenapkan usianya setahun di Indonesia.
Program Strategis Nasional (PSN) yang menjadi nawacita Presiden Joko Widodo, terus menyusuri ruang barat Pulau Sumatera, termasuk Sumatera Selatan dan Provinsi Bengkulu.
PT. Hutama Karya sebagai penerima mandat membangun proyek ini memproyeksikan jalan tol trans Sumatera baik pada rute utama atau jalur tulang punggung (backbone) juga rute sirip di ruang Pulau Sumatera.
Di Sumatera Selatan sendiri, jalan tol trans Sumatera diproyeksi dibangun sepanjang 811 km, dengan domain PT Hutama Karya sepanjang 699 Km.
Baca Juga:Upaya Tingkatkan Hunian, Hotel di Palembang Diskon Hingga 50 Persen
Setelah menyelesaikan tol Palembang – Indralaya atau dikenal Palindra pada tahun 2018, tol Terbanggi Besar – Pematang Panggang – Kayuagung atau dikenal Terpaka yang menjadi jalan tol terpanjang sepanjang 189 km, HK nampaknya kian melesat.
Adapun rute sirip melaju mengisi ruang barat Pulau Sumatera, yang merupakan wilayah berpotensi yang perlu dikembangkan mesti topografinya perbukitan karena bersanding dengan Bukit Barisan.
Rute sirip ke Bengkulu dibagi ruas zona tol Indralaya - Prabumulih, tol Prabumulih - Muaraenim, tol Muaraenim - Lubuklinggau dan tol Lubuklinggau-Bengkulu.
“Pertumbuhan wilayah, ekonomi menjadi semangat pembangunan jalan tol, sama seperti di provinsi lainnya,” ujar Manager Project PT. Hutama Karya, Hasan Turcahyo kepada Suara.com, sehari setelah pemantauan pembangunan jalan oleh Gubernur Herman Deru.
Wilayah barat Sumatera Selatan (Sumsel) merupakan wilayah yang disebut pusat-pusat perkebunan, atau dikenal pusat sektor hulu ekonomi Sumsel. Selain itu juga, wilayah tersebut juga didukung potensi wisata yang membutuhkan akses transportasi yang cepat dan nyaman.
Baca Juga:Jelang Ramadan, Ini Cara Pemkot Palembang Memastikan Kebutuhan Pokok Cukup
Selain akan membuka interkoneksi antar provinsi, kata Hasan, tol akan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru, mendorong wisata hingga berkembangnya produk Usaha Kecil dan Menengah (UMKM) setempat.
“Seperti yang disebut Pak Presiden Jokowi, sebuah lompatan bagi wilayah tersebut, terutama biaya logistik hasil buminya. HK pun tengah menyelesaikan target pembangunan dan pembebasan lahan.” ungkapnya.

Sektor Perkebunan Bisa Melesat
Sejak lama, Sumsel dikenal dengan produksi komoditas unggulan, salah satunya kopi. Wilayah produsen kopi Sumsel berada di kawasan perbukitan Bukiti Barisan, di antaranya Muaraenim, Lahat, Pagaralam, Lubuklinggau.
Kabupaten dan kota-kota ini juga yang akan dilintasi jalan tol trans Sumatera membentang menuju Provinsi Bengkulu.
Ketua Dewan Kopi Sumsel, M Zain Ismed menuturkan lahan-lahan di kawasan barat ialah daerah produsen hasil perkebunan termasuk kopi.