Angin Segar bagi Barat Pulau Sumatera, JTTS Melesat walau Pandemi

Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) diharapkan menjadi solusi pemulihan usai pandemi ini. Pembangunannya kian membuka ruang bagian barat Pulau Sumatera.

Tasmalinda
Minggu, 21 Maret 2021 | 18:15 WIB
Angin Segar bagi Barat Pulau Sumatera, JTTS Melesat walau Pandemi
Pekerja berada di lokasi pembangunan proyek Jalan Tol Trans Sumatra Zona 1 di Desa Palem Raya Kecamatan Indralaya Utara, Kabupaten Ogan Ilir, Provinsi Sumatra Selatan. Foto diabadikan di jalan tol ruas Indralaya – Prabumulih sepanjang 64,8 kilometer yang merupakan rangkaian JTTS koridor Palembang – Bengkulu, Rabu (17/3/2021). (matakamera/fornews.co/mushaful imam

“Seperti yang disebut Pak Presiden Jokowi, sebuah lompatan bagi wilayah tersebut, terutama biaya logistik hasil buminya. HK pun tengah menyelesaikan target pembangunan dan pembebasan lahan.” ungkapnya.

Kendaraan melintas di Jalan Tol Lampung – Palembang, Kamis (2/1/2020). Operasional ruas jalan tol ini memangkas waktu tempuh Lampung – Palembang dan sebaliknya. (matakamera/fornews.co/mushaful imam)
Kendaraan melintas di Jalan Tol Lampung – Palembang, Kamis (2/1/2020). Operasional ruas jalan tol ini memangkas waktu tempuh Lampung – Palembang dan sebaliknya. (matakamera/fornews.co/mushaful imam)

Sektor Perkebunan Bisa Melesat

Sejak lama, Sumsel dikenal dengan produksi komoditas unggulan, salah satunya kopi. Wilayah produsen kopi Sumsel berada di kawasan perbukitan Bukiti Barisan, di antaranya Muaraenim, Lahat, Pagaralam, Lubuklinggau.

Kabupaten dan kota-kota ini juga yang akan dilintasi jalan tol trans Sumatera membentang menuju Provinsi Bengkulu.

Baca Juga:Upaya Tingkatkan Hunian, Hotel di Palembang Diskon Hingga 50 Persen

Ketua Dewan Kopi Sumsel, M Zain Ismed menuturkan lahan-lahan di kawasan barat ialah daerah produsen hasil perkebunan termasuk kopi.

Selama ini, kopi Sumsel pun mengalir ke wilayah tetangga dengan mengandalkan jalur jalan lintas tengah selama ini. Karena itu, biaya yang dikeluarkan sekaligus waktu tempuh juga lebih besar. Pembangunan jalan tol menuju atau dari Provinsi Bengkulu akan membuka akses kedua daerah.

“Dengan adanya tol penghubung, Sumsel akan lebih dikenal sebagai pusat pertumbuhan, sementara jarak tempuh yang akan semakin dekat dan cepat, dan tentu akan lebih murah,” ujar ia.

Data Dinas Perkebunan, areal kebun kopi di Sumsel mencapai 250.354 hektar (Ha) dengan produksi kopi 163.868 ton biji kering yang dihasilkan oleh 214.363 kepala keluarga (KK) petani kopi. Kopi ini pun akhirnya pergi di wilayah tetangga baik ke utara atau ke selatan, seperti halnya Lampung.

“Kopi Sumsel pun dibawa ke Bengkulu. Banyak kebun kopi Bengkulu, milik warga Sumsel,” terang ia.

Baca Juga:Jelang Ramadan, Ini Cara Pemkot Palembang Memastikan Kebutuhan Pokok Cukup

Dengan keberadaan jalan tol, Ismed memastikan pertumbuhan ekonomi baru di wilayah-wilayah penghasil kopi termasuk tujuan juga akan berkembang. Misalnya, Provinsi Bengkulu yang dikenal dengan wisata pantai dan perbukitan, juga bisa menjadi bagian promosi kopi Sumsel.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini