Selain kopi, Wakil Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) DPP Sumsel ini mengatakan terdapat komoditas pertanian lain yang juga berpotensi seperti hanya sayur mayur, gula aren dan kelapa sawit.
“Pembangunan tol harus dipercepat dan segera. Karena dis ana sektor-sektor produsen perkebunan Sumsel, terkhusus kopi. Potensi terhubung dengan Bengkulu yang selama ini mengandalkan jalan ruas yang sempit, juga akan semakin mengenalkan kopi Sumsel benar-benar dari Sumsel,” terang ia.
Di Bengkulu sendiri, beberapa pusat pertanian seperti halnya wilayah Curug dan kabupaten Kepahiang dikenal sebagai produsen hortikultura.
Kata Ismed, saat jalan tol sudah beroperasional akan membuat biaya logistik, dan usia angkut produk pertanian menjadi lebih efisien.
Baca Juga:Upaya Tingkatkan Hunian, Hotel di Palembang Diskon Hingga 50 Persen
“Bisa dibayangkan ongkos logistik bisa lebih cepat sekaligus makin menjamin kesegaran komoditas, misalnya sayur mayur itu. Ini nilai-nilai tambah yang akan dirasa, jika tol melesat dan terus dibangun,” ungkapnya.
Berpengalaman tinggal di Malaysia, Ismed pun meyakini pembangunan infrastuktur obat memperbaiki kondisi ekonomi. Hal tersebut karena interaksi dan koneksi antar wilayah bukan menjadi kendala perdagangan.
“Saya pun berharap tol menjadi solusi pemulihan ekonomi saat pandemi ini,” ucap ia.
Menurut ia, sebuah harapan besar bagi Sumatera Selatan saat ruas jalan trans ini menembus ruang-ruang kabupaten di barat, hingga Bengkulu.

Lestarikan Cagar Budaya
Baca Juga:Jelang Ramadan, Ini Cara Pemkot Palembang Memastikan Kebutuhan Pokok Cukup
Selain mengenalkan hasil bumi, jalan trans tol Sumatera juga ditujukan menjadi media mengenalkan cagar budaya separti halnya tanjak dan songket.