Kenangan Filuz Mursalin, Seniman Palembang Nan Sederhana Kaya Karya

Seniman Palembang, Filuz Musalin berpulang. Kenangan sahabat sekaligus seniman, Conie Sema menjadi catatan perjalanan karir Filuz Yakwa berkesenian.

Tasmalinda
Minggu, 14 Februari 2021 | 07:35 WIB
Kenangan Filuz Mursalin, Seniman Palembang Nan Sederhana Kaya Karya
Cover Album Filuz Mursalin [Youtube Official Filuz]

Hampir dua bulan di Bandar Lampung, kedua akhirnya membuat satu lagu berbahasa Palembang, "Cup Mutung" yang kemudian berganti judul "Yakwa". Lagu ini ternyata menjadi populer dan masterpiece album "Palembang Gaul"nya Filuz. Hingga sekarang ini "Yakwa" identik dengan Filuz. Bahkan orang sering menyebutnya Filuz Yakwa.

"Setelah lama saya absen di kesenian, Filuz tetap berkarya. Dia beberapa kali membuat konser musik, kolaborasi dengan seniman di Palembang, Jakarta dan Yogyakarta. Beberapa album diproduksi. Terakhir ia menggarap project album religi yang sempat juga didukung sahabatnya, Opick Tombo Ati, Mas Edi Haryono, Mas DS Prihadi, dan kawan-kawan Bengkel Rendra yang akrab dengannya," ungkap ia.

.Tahun 2018-2020 Filuz juga tengah menyiapkan labum religi keduanya "Bersahaja Tanpa Prasangka". Beberapa lagunya sempat dikenalkannya ketika main ke studio Teater Potlot di kawasan Trikora, "Cukup Allah Bagiku" dan "Aku Merindukan Rosulullah". Lagu-lagu religinya bisa didengar di kanal Youtube-nya: Filuz Mursalin Official. 

Filuz adalah sosok seniman yang sangat terbuka, peduli dan tulus dalam pergaulannya dengan kawan pekerja seni. Ia bergaul dengan semua seniman.

Baca Juga:Jelang Imlek, Harga Karet Sumsel Stabil Rp 19.000/kg

Tidak hanya musik, juga sastra dan teater. Komunikasinya dengan para penggiat sastra dan teater cukup baik. Dia tidak segan menawarkan diri untuk membantu kawan-kawan yang tengah menyiapkan produksi.

Di Teater Potlot, Filuz sudah jadi bagian keluarga. Meski dia bukan anggota Potlot. Filuz dulunya dikenal bagian komunitas Teater Kembara, asuhan Almarhun Asriel Chaniago.

Di Potlot sendiri setiap ada produksi pasti ia hadir menyemangati kawan-kawan Potlot, misalnya produksi pentas "Rawagambut" (2017) dan "Puyang" (2018), "Talangtuwo: Glosarium Project" (2019).

Di rumahnya yang dijadikan markas kumpul anak-anak musik, ia bersama beberapa sahabatnya sempat mendirikan Komunitas Mastura Art dan grup musik Ponjen dikomandoi adiknya Dadan Be (alm).

Di halaman belakang rumahnya dia bangun studio musik buat menggarap lagu kawan musisi di Palembang. Ia juga sempat bersama Acun (Syamsul Fajri) rencana membuat kantong teater di Mastura Art.

Baca Juga:Sumsel Alokasikan Anggaran Rp 30 Miliar bagi Karhutla

Terakhir dia dan kawan-kawannya membuat pojok diskusi di Sanggar Piranha, bersama Acun, Asmaran Dani, Eriq Zain, Izhar Hadi, JJ Polong, Cipto, Alexa Ade, Dahlia Rasyad, Ahmad Subhan, Gemi Mohawk, dan lain-lainnya.

Beberapa teman Dewan Kesenian Palembang terlihat sering diundang ke angkringan barunya itu.

"Sayang saya belum sempat mampir. Saya yakin banyak sahabat kesenian memiliki cerita sendiri bersama Filuz. Kenangan yang sulit untuk dilupakan, memiliki obituari sendiri-sendiri. Sebagai sahabat dekat, saya yakin  tak ada kenangan buruk setitik pun darinya. Filuz orang baik," ujar Conie.

Jumat sore, 12 Februari 2021, sahabat yang sederhana dan baik ini, telah dipanggil ke hadirat Allah SWT.

"Saya begitu sedih. Karena seminggu sebelum wafat beliau, saya sempat ingin bersilaturahmi ke rumah beliau. Tetapi karena sesuatu kesibukan akhirnya batal. Selamat jalan sahabatku. Dunia seni adalah pilihan hidupmu. Engkau ikhlas dan tulus mengabdikan apa yang kau miliki untuk dunia kesenian," kata Conie.

Karya-karya yang penuh dengan pesan kebaikan itu, akan tercatat dan selalu dikenang.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini