Tingkatkan Kualitas, Petani Karet Muba Dikenalkan Teknologi Lateks Pekat

LPPM Universitas Sriwijaya dan Kemenristek Dikti kembangkan teknologi latek pekat

Tasmalinda
Rabu, 23 Desember 2020 | 18:22 WIB
Tingkatkan Kualitas, Petani Karet Muba Dikenalkan Teknologi Lateks Pekat
Sosialisasi Teknologi Lateks Pekat [Dok.Unsri]

SuaraSumsel.id - Karet telah dikenal sebagai komoditas unggulan di Sumatera Selatan. Luasan perkebunan karet di Sumatera Selatan pun mencapai 1.305.699 hektar (Ha).

Beberapa kabupaten dikenal sebagai produsen karet di antaranya kabupaten Musi Banyuasin, dengan luasan mencapai 211.725 Ha pada tahun 2019.

Guna meningkatkan kualitas pada bahan baku industri aspal karet pada unit pengolahan dan pemasaran bokar di Musi Banyuasin dikenalkan produk teknologi latek pekat.

Teknologi yang dihasilkan merupakan kerjasama LPPM Universitas Sriwijaya dan Kemenristek Dikti.

Baca Juga:Kementan Gandeng Mahasiswa dan Kampus Pertanian di Seluruh Indonesia

Salah satu tim pelaksana, Maryadi menjelaskan kegiatan produk teknologi dikenalkan kepada petani guna meningkatkan kualitas karet di Sumatera Selatan.

“Teknologi ini didesiminasikan kepada petani guna meningkatkan kualitas karet. Harga karet yang diterima petani masih rendah, karena dipengaruhi harga karet di tingkat dunia. Apalagi Indonesia, juga hanya mengekspor karet dalam bentuk barang setengah jadi, atau SIR dengan berbagai varian,” terang ia, Rabu (22/12/2020).

Harga SIR di tingkat dunia saat ini sangat fluktuatif dan cenderung menurun terus karena persaingan perdagangan global,

“Seperti yang kita ketahui, bahwa harga barang jadi karet tidak pernah turun dan cenderung naik terus dari waktu ke waktu.  Untuk itu kita memperkenalkan teknologi pembuatan lateks pekat yang sederhana dan terjangkau oleh petani karet. Saat ini lateks pekat sangat dibutuhkan pabrik aspal karet yang ada di Kabupaten Musi Banyuasin,”terang ia.

Berdasarkan hasil kajian terhadap petani di lima UPPB, para petani memperlihatkan antusias petani yang lebih tinggi terhadap peluang memproduksi lateks pekat yang sudah dilatih oleh tim peneliti dengan peralatan dan teknologi yang sederhana.

Baca Juga:Tim Ekpedisi Mapala Unsri Sukses Gapai Puncak Elbrus di Rusia

“Teknologi yang sederhana, yang dapat dilakukan oleh petani baik sebagai perorangan maupun berkelompok bersama-sama manajemen UPPB. Saat ini, produksi karet petani di lima UPPB mitra, sekitar 50 ton/minggu.,” terangnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak