SuaraSumsel.id - Kota Palembang, Sumatera Selatan juga dikenal dengan sejarah penyebaran agama islamnya. Banyak bangunan masjid yang berdiri sejak lama hingga menjadi populer saat ini.
Beberapa di antaranya telah menjadi tujuan wisata terutama dari wisatawan negara-negara islam di Asia Tenggara.
Berikut masjid yang sudah populer yang wajib dikunjungi saat berada di Palembang. Selain menunaikan ibadah, kamu pun bisa mempelajari sejarah bangunan masjid tersebut.
Masjid Sultan Mahmud Badaruddin I
Baca Juga:Harga Telur dan Daging Ayam Paling Pengaruhi Deflasi Sumsel
Masjid ini bernama lengkap Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) I Jayo Wikramo. Nama Sultan Mahmud Badaruddin I juga dikenal dengan Jayo Wikromo.
Sebelum masjid lengkap dibangun, terdapat masjid awal yang sempat terbakar di lahan yang sama. Oleh SMB I, dibangun kembali masjid ini. Karena itulah namannya menjadi masjid SMB I.
Masjid ini tepat berada di jantung kota atau titik 0 Km kota Palembang. Perpaduan arsitektur yang megah sekaligus bernuansa akulturasi Tiongkok membuat masjid ini memang terlihat beda.
Masjid yang sudah mengalami beberapa kali pemugaran ini juga menjadi bagian peninggalan Kesultanan Palembang. Masjid ini menyimpan banyak cerita sejarah, mulai dari dibangun, saat Palembang mengalami perang lima hari lima malam dan proses pemugaran yang disesuaikan dengan kepemimpinan kala itu.
Gubernur Rosihad Arsyad termasuk pemimpin yang melakukan pemugaran besar-besaran terhadap masjid ini.
Baca Juga:Disdik Palembang Perpanjang Belajar di Rumah Hingga 31 Oktober
Berada di masjid ini akan mengingatkan banyak bilik bangunan yang berbeda, terdapat bangunan yang merupakan peninggalan lama, bangunan dengan arsitektur bergaya Eropa namun juga ada bangunan bilik baru yang lebih modern.
Masjid Suro
Masjid ini berada di 30 ilir Palembang, keberadaannya yang terletak tepat di pinggir jalan simpang tiga mengakibatkan masjid ini sangat mudah ditemui. Masjid ini termasuk masjid tua di kota Palembang, usianya mencapai 3 abad.
Dibangun oleh KH Abdurrahman Delamat pada tahun 1889 dan baru selesai pada 1891, masjid ini pernah terkenal dengan nama masjid Al-Mahmudiyah. Meski sudah dibangun cukup lama, masjid ini sangat kokoh. Masyarakat biasanya menggelar tradisi pembagian bubur saat 1 Muharam di masjid ini.
Masjid Lawang Kidul
Masjid ini juga eksotis. Berada di kawasan Lawang Kidul Kecamatan Ilir Timur II, masjid ini mengisahkan penyebaran agama islam di kota Palembang. Masjid ini juga berusia cukup tua, yakni dibangun pada 1890. Namun, bangunan masjid ini juga masih kokoh.
Sama seperti halnya masjid SMB, bangunan masjid ini juga perpaduan dari budaya melayu dan Tiongkok. Budaya melayu dapat dilihat dari mimbar yang masih dapat dilihat sedangkan akulturasi budaya tiongkok dapat dilihat dari gundukkan atapnya yang bertingkat.
Masjid Ki Marogan
Masjid ini berada di pinggiran Sungai Musi. Mengunjungi masjid ini sangatlah menarik. Selain menikmati keindahan masjid, sekaligus beribadah, pengunjung juga bisa menikmati hembusan angin sungai yang damai.
Nama masjid ini berasal dari nama kiai yang membangunnya. Kiai Marogan ialah ulama yang terkenal di masyarakat Palembang. Beliau membangun masjid yang mempertemukan Sungai Ogan di Kertapati dan Sungai Musi.
Masjid Sultan Agung
Masjid ini berada di jalan Sultan Agung 1 Ilir, Ilir Timur Palembang. Bangunan masjid ini terbilang baru jika dibandingkan dengan masjid-masjid sebelumnya. Akan tetapi di masjid ini juga terdapat makam Sultan Agung Komaruddin Sri Teruno yang merupakan Sultan Palembang yang memimpin selama 10 tahun pada 1714.
Bangunan masjid ini juga kerap didatangi pengunjung dari negara-negara islam guna menikmati berbagai kegiatan ibadah.
Masjid Ceng Hoo
Masjid ini berada di seberang ulu kota Palembang. Bangunan masjid ini tergolong masjid yang baru dibangun pada saat ini. Menariknya masjid ini sangat kental dengan budaya Tionghoa, hampir di seluruh bagian masjid berwarna merah yang menjadi ciri khas dari masjid ini.
Bangunan masjid ini juga dilengkapi dengan bangunan menara yang disusun dengan atap bercorak arsitektur klenteng. Di masjid ini, biasanya menjadi tempat masyarakat Tionghoa menjadi muallaf.