-
Abdullah Mustar memimpin upaya pemulihan mangrove di pesisir Sungsang IV.
-
Medco E&P Indonesia mendukung warga melalui program rehabilitasi lingkungan.
-
Mangrove yang kembali tumbuh membantu memulihkan pesisir dan kehidupan masyarakat.
Tiga Lapis Benteng Hijau
Abdullah kemudian menunjukkan struktur hutan kecil yang kini tumbuh bertahap. Di garis paling depan, paling dekat laut, berdiri Avicennia marina, atau mangrove akar api-api. Akar napasnya mencuat ke atas lumpur seperti antena kecil yang merekam kondisi air.
Beberapa meter di belakangnya tumbuh Rhizophora apiculata, atau jangkang kecil, jenis yang tangguh di area pasang surut menengah. Di lapisan paling belakang berdiri Rhizophora mucronata, jangkang besar yang akan menjadi tembok utama ketika dewasa.
Ketiga jenis itu tidak dipilih sembarangan. Warga sudah tahu zona mana yang cocok bagi masing-masing jenis. “Mangrove itu ibarat orang. Kalau tidak ditempatkan sesuai karakternya, dia tidak akan bertahan,” kata Abdullah.
Pada 2024, kolaborasi masyarakat dan Medco berhasil menanam 33.000 pohon mangrove. Tahun berikutnya, Medco Group menanam lebih banyak lagi mendekati total 60.000 bibit di area sekitar enam hektare. Tingkat keberhasilannya mencapai 85 persen, pencapaian yang jarang ditemukan di kawasan pasang besar seperti Sungsang.
Tanda pemulihan kini terlihat jelas. Burung-burung laut kembali mengitari area akar. Gelombang kecil yang dulu langsung menghantam daratan kini pecah lebih dulu di antara batang-batang mangrove. Hasil tangkapan nelayan mulai membaik. Abdullah sering menyapa mereka saat perahu merapat, melihat kembali senyum yang dulu jarang muncul.
Perubahan sosial pun terasa. Warga yang dulu membiarkan lahan terbuka kini saling mengingatkan untuk menjaga kawasan. Pemuda desa mulai mengembangkan wisata mangrove sederhana. Ibu-ibu kembali menganyam daun nipah yang dulu banyak digunakan sebagai atap dan kerajinan.
Siang itu, sebelum naik ke daratan, Abdullah berhenti sejenak. Ia menatap tiga lapis mangrove yang tumbuh seperti pagar hijau memanjang mengikuti lekuk pesisir. Angin membawa suara akr-akar yang bergesekan halus.
Ada kebanggaan yang tidak ia sembunyikan. Sungsang IV, baginya, bukan lagi desa yang pasrah menunggu gelombang. Mereka kini memiliki pagar hidup yang tumbuh dari sinergi masyarakat, alam, dan perusahaan energi yang memilih turun ke lumpur, bukan sekadar memberi arahan dari jauh.
Baca Juga: Listrik Padam di Paripurna DPRD Sumsel, Benar Gangguan Teknis atau Ada yang Janggal?
“Pagar ini bukan hanya penahan ombak, Ini tanda bahwa kampung kami hidup kembali," ucapnya penuh optimis.
Tag
Berita Terkait
-
Ketika Hulu Migas Menanam Pengetahuan, dan Dari Daun Kecil Tumbuh Kesehatan Desa
-
11 Bulan Tak Digaji, Ratusan Guru Honor Swasta di Muba Turun ke Jalan Tuntut Hak Mereka
-
Energi Rakyat, Energi Negeri: Dari Ladang Minyak Rakyat Menuju Swasembada Energi
-
Konsorsium Pelabuhan Tanjung Carat Resmi Terbentuk, tapi Bisakah Tetap Jaga Mangrove?
-
Bayar Pajak di Muba Kini Semudah Klik! Pemkab Gandeng Bank Sumsel Babel Ciptakan Sistem Digital
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Mobil Listrik 8 Seater Pesaing BYD M6, Kabin Lega Cocok untuk Keluarga
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
Pilihan
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
Terkini
-
7 Cushion dengan Refill untuk Makeup Lebih Hemat dan Ramah Lingkungan
-
5 Parfum Tahan Lama untuk Pesta Tahun Baru, Wanginya Nempel Sampai Pagi
-
PI 10 Persen Jambi Merang Resmi Masuk, APBD Sumsel Kembali Bertumpu pada Migas?
-
Cek Fakta: Benarkah Perpanjangan SIM dan Pengurusan BPKB Gratis Mulai Januari 2026?
-
Pemohon Paspor di Sumsel Menurun di 2025, Tekanan Ekonomi Jadi Sebab?